Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Kadar Oktak Bensin Turut Sumbang Mesin Alami Overheat

Banyak faktor yang hal tersebut terjadi. Salah satu di antaranya sistem pendinginan mesin yang jarang mendapat perhatian

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kadar Oktak Bensin Turut Sumbang Mesin Alami Overheat
IST
Mesin overheat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musim panas yang diikuti suhu meninggi pada siang hari, plus macet parah bisa jadi pemicu mesin mobil mendadak panas. Padahal kedua faktor tersebut bukan penyebab utama mesin mobil overheat. Karena dalam kondisi mobil yang "fit", suhu panas dan macet yang parah tidak akan menyebabkan mesin mobil overheat.

Banyak faktor yang hal tersebut terjadi. Salah satu di antaranya sistem pendinginan mesin yang jarang mendapat perhatian. Ditambah dengan faktor kelalaian pemilik yang kerap mengesampingkan pentingnya mengecek kondisi air radiator.

Padahal, pengerjaannya tidak lebih dari lima menit (termasuk menambah air radiator). Berikut penuturan Heron, Kepala Mekanik R Speed di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, mengenai penyebab overheat dan penanggulangannya.

Kurang lancar

"Sirkulasi air radiator yang kurang lancar biasanya disebabkan oleh karat akibat kadar air bereaksi dengan blok mesin. Kotoran tersebut 'nyempil' di kisi-kisi radiator mengakibatkan sirkulasi air menjadi tidak sempurna," papar Roni panggilan akrabnya.

Sebagai solusi, servis radiator dan jika gejalanya sudah tergolong parah maka kisi-kisi harus diganti. Untuk langkah perawatan, lakukan penggantian air radiator setiap 20.000 km dan gunakan carian anti karat.

Cairan berkurang

Berita Rekomendasi

Salah satu manfaat selalu memeriksa kondisi air sebelum bepergian adalah untuk mengetahui volume air, masih cukup atau berkurang. Jika berkurang cukup banyak (sebotol Aqua 600 ml atau lebih) menandakan adanya kebocoran. Bisa berasal dari selang yang sudah getas, sambungan selang, atau sil dan pegas tutup radiator yang sudah tidak berfungsi baik.

Kebocoran dari tutup radiator biasanya terlihat adanya bekas karat di sekitarnya yang mengering. Segera ganti tutup radiator, sementara untuk kebocoran dari selang dan sambungan lakukan perbaikan di bengkel resmi atau langganan Anda.

Motor kipas lemah

Ketika putaran kipas yang bekerja untuk mendinginkan radiator melemah, tak pelak proses pendinginan pun menurun. Biasanya hal ini teridentifikasi ketika ngebut, temperatur naik, namun ketika pelan suhu cenderung aman. Bisa juga dari kipas tambahan (bagi yang menggunakan), untuk mencari tahu cukup dengan menyalakan AC. Jika ada kerusakan maka kipas tidak akan berputar atau temperatur lambat laun naik. Solusinya adalah mengganti motor kipas tersebut, atau jika sudah parah biasanya kipas juga ikut diganti karena biasanya mengalami kerusakan di porosnya.

Kadar oktan


Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sesuai - biasanya lebih rendah - bisa mengakibatkan mobil knocking (ngelitik). Jika terus dibiarkan maka kecenderungannya mesin akan panas. Rasio kompresi dan setelan waktu pengapian (timing) - untuk mobil yang masih menggunakan distributor - harus sesuai dengan BBM.

Penanggulangan darurat

Mesin mobil mengalami gejala overheat biasanya diawali dengan munculnya ngelitik yang berlebih pada mesin. Bagi yang menggunakan indikator jarum biasanya akan memperlihatkan peningkatan suhu. Sementara yang memakai gambar, mesin akan langsung mati ketika overheat.

Jika hal itu terjadi, segera pinggirkan mobil ke tempat yang aman, pasang segitiga pengaman agak jauh dari mobil. Tunggu beberapa menit sampai suhu mesin turun, bisa dibantu dengan menyiram air di radiator jika mencukupi.

Setelah dingin, cek kondisi air. Perhatian, ketika membuka tutup radiator, pergunakan juga kain tebal (jika tutup masih panas) dan putar secara perlahan. Jika ada tekanan air, tutup radiator ditekan sambil diputar perlahan. Jika sudah terbuka dan ternyata volume air masih penuh, tutup kembali radiator dan jika temperatur sudah normal, bawa mobil ke bengkel terdekat.

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas