Biar Irit BBM, Hindari Geber Grip Gas Motor Secara Spontan
Jangan buru-buru panik melakukan banyak ubahan pada sepeda motor demi mendapatkan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akhirnya diketok palu, Presiden Republik Indonesia, Jokowi mengumumkan pengurangan subsidi bahan bakar jenis premium dan solar sehingga harganya kini jadi lebih mahal.
Dengan kenaikan tersebut, harga bbm Premium kini menjadi Rp 8.500 perliter yang sebelumnya Rp 6.500 perliter. Begitupun dengan solar yang kini seharga Rp 7.500 perliter, sebelumnya Rp 5.500 perliter. Kenaikan harga ini mulai berlaku Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB.
Tenang, jangan buru-buru panik melakukan banyak ubahan pada sepeda motor demi mendapatkan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat. Cara paling mudah bisa dimulai dari cara berkendara.
Hal yang terdengar sepele ini terbukti sangat berkontribusi pada konsumsi bahan bakar (BBM). Asal-asalan dan tidak halus bawanya bikin BBM boros! Bahkan juga bisa bikin komponen jadi lebih pendek masa pakainya, ujung-ujungnya boros juga dikantong.
Misalnya untuk yang punya kebiasaan kasar buka gas besar dan mendadak. Selain konsumsi bahan bakar jadi lebih banyak terbuang, komponen seperti ban dan gear-rantai juga cepat aus.
"Agar hemat konsumsi BBM jangan geber gas secara spontan, halus saja. Misalnya ketika di jalan menurun sebaiknya tidak perlu membuka gas secara berlebihan," ungkap Siswanto, instruktur Safety Riding dari PT Wahana Makmur Sejati, main dealer Honda area Jakarta-Tangerang.
Ada juga yang tidak lihai mengatur posisi gigi. Mesin sudah teriak, gigi enggak dipindah-pindah. Raungan mesin yang mubazir ini bisa bikin BBM terbuang percuma. Sekiranya torsi sudah terasa bertenaga ya sudah, langsung pindah gigi saja tidak masalah.
Sebagai contoh, motor yang memiliki torsi puncak pada 5000 rpm, untuk menghemat bahan bakar jangan tarik gas lebih dari 5.000 rpm. cukup di 4.000-4.500 rpm sudah bisa pindah gigi.
Ada juga yang di kecepatan rendah pakai gigi tinggi. Bila dipaksakan, cara berkendara seperti ini memaksakan mesin bekerja keras meski belum mencapai putaran ideal.
Efeknya membuat pembakaran menjadi enggak sempurna, akhirnya banyak kerak menumpuk. Ini akan mempercepat gejala ngelitik, Efeknya ke piston! Kampas kopling juga akan cepat aus karena beban berlebih. Komponen lain yang mungkin rusak adalah rantai.
“Kecepatan berkendara yang tidak konstan juga dapat membuat konsumsi bahan bakar menjadi membengkak. Kecepatan yang ideal sekitar 40 sampai dengan 60 km/jam, kecepatan yang konstan akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi irit," jelas Siswanto.
Selain konstan pada perjalanan luar kota cara membuka gas juga cenderung lebih halus. Jadi jangan heran kalau dalam perjalanan luar kota konsumsi bahan bakarnya jauh lebih hemat ketimbang berkendara di dalam kota.
Yuk coba dipraktekan!