Pembatasan Sepeda Motor di Jakarta Untungkan Mobil Murah?
Dengan harga yang dibatasi pemerintah, diharapkan potensi pasar ini bisa dinikmati mobil-mobil murah rakitan lokal, bukan impor.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Uji coba pembatasan sepeda motor di ruas Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, dimulai hari ini, Rabu (17/12/2014) hingga sebulan ke depan. Lantas, apakah kebijakan ini efektif atau justru mendorong pesepeda motor membeli mobil murah yang marak ditawarkan berbagai merek di pasar.
"Memang itu bisa dibilang potensi, tetapi saya lihat masih jauh daya beli pengguna sepeda motor dengan pembeli mobil murah sekalipun," jelas Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Meski tak menampik potensi pasar yang tercipta berkat pembatasan ini, tetapi Sudirman mengaku harus melihat pengaruh dari kebijakan ini dalam tahap lebih lama, setidaknya tiga sampai empat bulan ke depan. Kebijakan yang masih uji coba ini juga belum ditetapkan permanen oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga masih mungkin terjadi perubahan di masa depan.
"Sekarang saja ada pihak dari Asosiasi Pengiriman Barang yang menghimbau pemda agar memberikan pengecualian terhadap mereka melintas. Nanti, harus kita tunggu dulu dampaknya," beber Sudirman.
Sesuai target utama digulirkannya program mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) oleh pemerintah pusat, adalah menangkap potensi pasar para pengguna sepeda motor yang mau naik kelas. Dengan harga yang dibatasi pemerintah, diharapkan potensi pasar ini bisa dinikmati mobil-mobil murah rakitan lokal, bukan impor.
Saat ini, beberapa merek yang menawarkan mobil murah di pasar nasional, meliputi Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon-R, Honda Brio Satya, Datsun Go, dan Go +. Semua mobil ini ditawarkan dengan banderol mulai dari Rp 85 jutaan (harga on the road Jakarta).