Tokyo Motor Show Dibuka, Ajang Permobilan Tercanggih di Jepang
Kita harapkan saja pengunjung bisa mencapai 900.000 orang selama TMS berlangsung
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ajang bergengsi dunia Tokyo Motor Show (TMS) yang ke-44, berarti telah 44 tahun berlangsung terus menerus setiap tahun, dibuka hari ini untuk pers dan umum.
Menyajikan berbagai mobil masa depan dan menargetkan kunjungan 900.000 pengunjung.
"Kita harapkan saja pengunjung bisa mencapai 900.000 orang selama TMS berlangsung ini nantinya," papar Fumihiko Ike, Ketua Asosiasi Mobil Manufaktur Jepang yang juga Chairman Honda Motor Co. Ltd. khusus kepada Tribunnews.com kemarin (27/10/2015).
TMS diselenggarakan di Big Sight daerah tanah reklamasi Odaiba di Tokyo. Lebih dekat ketimbang di Makuhari Messe yang masuk ke perfektur Chiba.
"Kalau dulu seringkali di Makuhari Messe tetapi cukup banyak keluhan cukup jauh dari Tokyo makanya dipindahkan ke Big Sight kali ini," ujarnya.
Berbagai mobil masa depan ditampilkan oleh 160 perusahaan yang berpartisipasi di dalam TMS kali ini. Mulai mobil dengan hybrid, solar sel, listrik dan sebagainya.
Mobil masa depan terutama yang tanpa sopir, atau menggunakan sistem pengendaraan otomatis sehingga sopir tak diperlukan lagi, menjadi tontonan sangat menarik para pengunjung hari ini, di samping tentu para wanita cantik memagari mobil-mobil canggih tersebut.
"Mobil dengan sistem setir otomatis tersebut masih lama sekali bisa memasyarakat karena masih banyak yang harus didiskusikan dan disepakati bersama. Namun sebagai uji coba diharapkan tahun 2020 sudah bisa diluncurkan. Yang meluncurkan pertama nanti belum tentu bisa dikatakan sebagai yang terbaik atau yang terpopuler, karena semua kembali kepada masyarakat yang menggunakannya."
Masih banyak hal-hal yang harus didiskusikan dan pada akhirnya perlu dipertanyakan nantinya, apabila ada mobil tanpa sopir di jalan raya umum, apakah memang menguntungkan dan berguna bagi kehidupan manusia.
Hal ini perlu dipertanyakan dan didiskusikan lebih lanjut secara mendalam. Jangan sampai malah alat yang mengendalikan manusia, bukan manusia yang mengendalikan alat atau mesin nantinya.