Airbags Kembali Ditemukan Bermasalah, Takata Masih Harus 'Recall' 40 Juta Mobil Lagi
“Keputusan itu diambil masih terkait masalah cacat produksi. Sebagai tanggung jawab, maka Takata harus melakukan recall.”
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Babak baru masalah produsen kantung udara (airbag) Takata, kembali bergulir.
Kali ini, perusahaan asal Jepang itu dikabarkan harus melakukan kampanye perbaikan massal (recall) lanjutan, terhadap 35 juta hingga 40 juta unit mobil di seluruh dunia.
Dilansir laman Reuters, Jumat (6/5/2016) informasi tersebut disampaikan langsung oleh Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional atau National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat dan Departemen Perhubungan AS, Rabu (4/5/2016).
“Keputusan itu diambil masih terkait masalah cacat produksi. Sebagai tanggung jawab, maka Takata harus melakukan recall,” tulis NHTSA dalam keterangan resminya.
Menurut klaim NHTSA, penarikan tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga 2019. Sebab, Takata juga meminta keringanan sambil menunggu pasokan kantung udara baru yang akan dipasangkan di mobil yang bermasalah.
Di sisi lain, NHTSA dan Takata didesak untuk segera melakukan recall karena berisiko pada keselamatan pemilik mobil, terutama pengendara.
Meski tidak lagi ada korban jiwa dan luka berat, langkah tersebut harus cepat dilakukan.
“NHTSA, Takata dan produsen mobil harus bekerja keras dan bekerjasama untuk memperbaiki masalah ini,” kata anggota kongres di AS.
Sebenarnya, kecurigaan NHTSA sudah terjadi sejak September tahun lalu.
Namun, baru bisa terungkap sekarang ini, karena sebelum memutuskan penarikan itu diperluas, harus melakukan penyelidikan yang mendalam, agar tidak terjadi kesalahan.
Kasus telah menjadi fenomena recall terbesar di dunia otomotif yang pernah ada di AS dan dunia.
Bahkan langsung menduduki peringkat teratas penarikan produk yang berada di tangan konsumen AS, seperti dilansir The Detroit News.
Sebagian besar inflator airbag yang cacat diyakini sensitif terhadap kelembaban. Ini bisa menyebabkan propelan meledak dengan kekuatan terlalu besar dan membuat pecah tabung inflator.
Sudah ada beberapa kasus kematian dan lebih dari 100 orang cedera karena terkena serpihan tabung inflator.
Penulis: Aditya Maulana