Hino Fasilitasi Perbaikan Armada Bus Lewat Program Remanufacturing
"Remanufacturing dilakukan oleh pengusaha bus, terutama dari PO-PO besar dan dilakukan di workshop Hino di Jatake, Tangerang."
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) membantu pengusaha angkutan bus pelanggannya yang ingin melakukan perbaikan armada busnya melalui program remanufacturing. Remanufacturing merupakan program perbaikan armada dalam skala berat yang mencakup perbaikan komponen mesin. Bagian komponen mesin yang rusak diganti dengan yang baru. Dengan demikian, usia pakai bus menjadi lebih panjang.
"Remanufacturing dilakukan oleh pengusaha bus, terutama dari PO-PO besar dan dilakukan di workshop Hino di Jatake, Tangerang," ungkap Santiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) dalam perbincangan dengan Tribunnews, baru-baru ini di Jakarta.
Santiko menjelaskan, untuk program remanufacturing ini pihaknya melakukan audit terlebih dulu terhadap kondisi bus yang akan diperbaiki.
"Kita audit dulu sebelum dilakukan remanufacturing. Di sini. mana komponen komponen yang sudah oblak diganti dengan yang baru. Blok mesin tetap pakai yang lama. Kalau ketentuannya (regulasi) kan gak boleh diganti," ungkapnya.
Yakni, dilakukan inspeksi, pemeriksaan konsidi bus tersebut. "Nanti dilakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan. setelah cocok (disepakati oleh pemilik bus) remanufacturing kita lakukan. Lama pengerjaan dua sampai tiga minggu," kata Santiko Wardoyo.
Kegiatan remanufacturing ini ditangani oleh tenaga mekanik langsung dari HMSI. "Biasanya permintaan remanufacturing banyak dilakukan oleh pemilik PO saat menjelang musim ramai penumpang, seperti menjelang Lebaran," ungkap Santiko.
Hino saat ini menjadi market leader pasar bus di pasar bus dalam negeri. Melalui tipe-tipe bus bermesin depan Hino A215 dan bus bermesin belakang Hino R235, R260, dan R285, Hino menguasai 67 persen pangsa pasar.
Sepanjang 2016 lalu Hino menjual chassis bus baru sebanyak 1.200-an unit.