Saat Kondisi Jalan Basah Harus Turunkan Tekanan Ban, Mitos atau Fakta?
Beberapa orang beranggapan kalau tekanan ban kendaraan harus sedikit diturunkan saat hujan atau jalanan basah
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa orang beranggapan kalau tekanan ban kendaraan harus sedikit diturunkan.
Agar punya daya cengkram maksimal saat kondisi jalan basah atau hujan. Hmm.. Mitos atau fakta ya?
Refil Hidayat, Sport Segment Business Manager PT. Michelin Indonesia, mengatakan kalau tekanan ban paling baik harus mengikuti rekomendasi pabrikan.
“Soal ban dipakai saat hujan, ban harian kan sudah dites beragam kondisi, baik hujan ataupun kering baiknya ikut standar,” sebut Refil.
Menurutnya saat ban dikurangi tekanan anginnya, justru bisa beresiko pecah karena ada ketidakseimbangan antara beban dan pressure.
Baca: Survey Ungkap Dua Pertiga Penduduk Dewasa Dunia Pegang Smartphone
“Tekanan angin kurang malah lebih rentan pecah,” ujarnya.
Sementara itu kalau tekanan angin melebihi batas anjurannya memang kecil kemungkinan untuk pecah.
“Kalau tekanan melebihi 30 persen bisa menyebabkan aqua planning,” kata Refil.
Aqua planning adalah efek yang terjadi ketika ban tidak dapat menapak sempurna pada permukaan jalan, sehingga ban kehilangan traksi.
Waduh, malah bahaya juga kalau tekanan angin kelebihan.
“Saat kelebihan tekanan angin, tapak ban cenderung menggelembung sehingga memiliki jarak dengan aspal karena tidak semua tapak ban menempel jalan,” ungkapnya.
Jadi selalu periksa tekanan angin ya, dan pastikan sesuai dengan standar yang dianjurkan.
Tapi justru malah berefek lain.