Kenali Tiga Problematika di Honda Jazz, Mesti Tahu Sebelum Beli
Honda Jazz merupakan model hatchback yang banyak digemari kawula muda Indonesia.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Honda Jazz merupakan model hatchback yang banyak digemari kawula muda Indonesia.
Tampilannya yang stylish, serta mudah untuk dimodifikasi menjadi daya tarik bagi para penggemarnya.
Namun, hatchback populer yang satu ini bukanlah mobil yang tanpa masalah.
“Hal yang dikeluhkan pengguna Honda Jazz biasanya karena bantingan suspensidepannya keras, sementara bantingan suspensi belakang terkesan lembut,” ujar Taqwa Surya Swasono, Tuner Garden Speed di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Efek peredaman yang tidak seimbang ini, terasa bagi penumpang belakang.
“Karena jarak ulir pada per depan cukup jauh menyebabkan bantingan keras, cara mengatasinya dengan mengganti per dengan jarak ulir yang rapat,” imbuh Taqwa.
Baca: PT KAI Siapkan Bus untuk Penumpang yang Terdampak Banjir
Kemudian masalah yang biasa terjadi pada Honda Jazz, yakni ada suara seperti keran air mengalir di lantai kabin depan.
“Bunyi seperti keran air terjadi karena slang pembuangan air di evaporator tersumbat,” jelas Taqwa.
Taqwa mengungkapkan, posisi slang yang terlalu dekat dengan fender kiri lebih riskan tersumbat kotoran.
Selanjutnya, masalah pada Honda Jazz adalah konsumsi bahan bakar yang terkesan kurang efisien.
“Rata-rata konsumsi BBM dalam kota Honda Jazz, yakni 8-9 Km/liter, sedangkan untuk rute kombinasi sekitar 10 Km/liter,” papar Taqwa.
Menurut Taqwa, BBM yang boros akan meningkatkan kadar CO, karena ada BBM yang tidak terbakar sempurna.
Untuk mengatasinya, periksa kondisi busi apakah warna pada elektrodanya berubah.
“Kalau warna ujung busi berubah berarti campuran udara dan BBM tidak seimbang, untuk itu Anda wajib ke bengkel untuk melakukan penyetelan mesin atau biasa disebut tune up,” kata Taqwa lagi.