Pemicu Mobil Bekas Tetap Digemari Masyarakat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa perluasan ganjil-genap tidak memberikan dampak positif.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa perluasan ganjil-genap tidak memberikan dampak positif.
Menurut dia penjualan mobil bekas (mobkas) jadi meningkat, yang seharusnya turun karena pembatasan tersebut.
Menurut pandangan Herjanto Kosasih, sebagai pengelola Mobkas di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga 2, penjualan mobkas akan terus meningkat, apabila alat transportasi umum di Ibu Kota ini masih belum mumpuni.
"Jadi otomatis masyarakat memilih membeli mobil bekas. Harganya terjangkau dan juga bisa menemani untuk beraktivitas," kata Herjanto ketika dihubungi belum lama ini.
Herjanto menjelaskan, coba kendaraan umum diperbanyak dan diperbaiki sehingga masyarakat merasa lebih nyaman dan aman.
Otomatis, penjualan mobil bekas akan terganggu, karena lebih memilih transportasi massal.
Baca: Targetkan Rampung Maret 2019, Pembangunan Tol Japek Baru 49 Persen
"Kalau kondisinya seperti ini, mobil bekas tetap akan digemari oleh masyarakat. Meskipun ada aturan ganjil-genap juga tidak akan berpengaruh, begitu juga dengan ERP," ucap Herjanto.
Menurut dia, dalam satu bulan di WTC Mangga 2 bisa menjual kurang lebih 2.400-an unit, setelah ada kebijakan ganjil-genap, justru meningkat menjadi 2.600-an unit per bulan.
"Artinya mobil bekas masih menjadi pilihan dan juga alternatif buat masyarakat," ucap dia.
Selain Herjanto, salah satu pedagang mobkas di WTC Mangga 2 lantai 9 yang identitasnya tidak mau disebutkan, menambahkan bahwa dampak kebijakan ganjil-genap begitu terasa positif buat pengusaha mobkas.
"Mobil yang Rp 100 jutaan yang laku, kalau di rumahnya sudah punya pelat nomor genap belinya yang ganjil, dan juga sebaliknya," kata pedagang mobkas itu ketika ditemui belum lama ini.