Toyota Tarik 1,7 Juta Kendaraan Karena Inflator Buatan Takata Bermasalah
Toyota menarik model kendaraan yang diproduksi antara tahun 2010 hingga 2015. Paling besar beredar di pasar AS sebanyak 1,3 juta kendaraan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Toyota Motor menarik ulang 1,7 juta kendaraan di seluruh dunia lantaran inflator kantung udara buatan Takata berpotensi meledak.
Selain Toyota, Ford Motor juga ikut menarik sebanyak 935 ribu kendaraan di seluruh dunia akibat produk inflator yang bermasalah ini. Sebelumnya, sebanyak 37 juta kendaraan di Amerika Serikat (AS) dengan 50 juta inflator ditarik dari pasar. Dan 16,7 juta inflator masih harus diganti.
Saat ini, di AS ada 10 juta inflator kendaraan yang masuk dalam kampanye penarikan. Reuters mencatat, ada 23 kematian di seluruh dunia akibat pecahnya inflator kantong udara Takata yang rusak, termasuk 15 kasus di AS.
Toyota menarik model kendaraan yang diproduksi antara tahun 2010 hingga 2015. Paling besar beredar di pasar AS sebanyak 1,3 juta kendaraan.
Baca: Garuda dan Citilink Tak Akan Ikuti Strategi Lion Air, Pungut Biaya Bagasi untuk Penumpang
Bukan kali itu saja kantong udara Takata bermasalah. Lebih dari 290 kasus kecelakaan dan menyebabkan cedera terjadi akibat rusaknya inflator Takata. Hingga sekarang, ada 21 kasus kematian yang telah dilaporkan produsen mobil Honda akibat produk inflator tersebut.
Baca: IHSG Menguat Tipis di Penutupan Perdagangan Sesi I
Secara total, ada 19 produsen mobil menarik lebih dari 100 juta inflator yang disinyalir rusak di seluruh dunia.
Kerusakan itu membuat Takata mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Juni 2017. Pada April 2018, produsen komponen otomatis Key Safety Systems sepakat mengakuisisi Takata senilai US$ 1,6 miliar. Produsen ini anak dari perusahaan Ningbo Joyson Electronic Corp.