Pengusaha Logistik Ini Senang Pakai Tata Ultra 1012 Karena Ruang Kargonya yang Jumbo
PT DMS saat ini mengelola sekitar 150 unit truk dan melayani klien yang umumnya adalah perusahaan food and beverage.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak resmi diluncurkan di pasar Indonesia sekitar 2 tahun lalu, truk ringan Tata Ultra 1012 semakin diminati pengusaha angkutan dan pebisnis kargo logistik. Ini karena sejumlah kelebihan yang dimiliki truk ini jika dibandingkan dengan truk kompetitornya di segmen light duty truck.
Satu diantaranya adalah ruang kargonya yang ekstra besar, membuat volume muatan barang menjadi lebih luas.
Seperti dituturkan salah satu pemakainya, Daniel Utomo pemilik perusahaan jasa kargo logistik PT Dinamika Makmur Sentosa. Daniel mengatakan, pihaknya terkesan pada ruang kargo Tata Ultra yang ekstra besar. Truk ringan enam ban ini memiliki panjang ruang kargo mencapai 6 meter dan merupakan yang terpanjang di kelasnya.
PT DMS mengoperasikan truk ini sejak 2017 dan kini mengoperasikan sebanyak enam unit.
"Truk Tata Ultra ini memiliki kelebihan seperti ukuran boks yang lebih besar dan luas. Sementara harganya juga lebih murah 10 sampai 30 persen dari harga truk lain. Engine-nya juga lebih besar (tenaganya) dan kuat," ungkap Daniel Utomo dalam kesempatan obrolan di kantornya di kawasan Cikampek, Karawang, baru-baru ini.
Daniel yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Bekasi ini menjelaskan, dengan volume ruang kargo yang berukuran besar, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan pengiriman aneka jenis barang milik customer. "Di kelasnya, Tata Ultra ini unggulan, sesuai kebutuhan kami di lapangan," sebut Daniel.
Hal lain yang membuatnya senang mengoperasikan truk ini adalah tipe ban yang dipasang oleh Tata Motors sebagai pabrikan sudah menggunakan ban tubeless. Penggunaan ban radial tubeless ini menurut Daniel membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat.
Efisiensi operasional armada juga menjadi lebih baik. "Penggunaan ban radial tubeless di truk ini masih menjadi satu-satunya di kelasnya," ungkapnya.
Terkait biaya perawatan, Daniel menilai, mengoperasikan Tata Ultra kurang lebih sama dengan truk lain.
"Sejauh ini Tata Ultra cukup baik performanya, problem saya hanya ketika kebutuhan ganti ban," ujar Daniel.
"Biasanya produk otomotif itu baru akan kelihatan kerusakannya setelah dipakai selama 5 tahun. Sementara, truk DMN selama ini paling jauh rutenya adalah Jakarta-Surabaya, sekitar 800 km dan selama ini tidak ada masalah," Daniel menambahkan.
Daniel mengaku sejauh ini cukup puas dengan dukungan after sales yang diberikan pabrikan otomotif India ini terhadap armada Tata Ultra yang dia operasikan. "Sejauh ini Tata Motors banyak memberi support untuk pengadaan barang, urusan administrasi, dan pembiayaan," kata dia.
Baca: Pembelian Wuling Almaz Dapat Dukungan Purna Jual 3 Tahun Atau 100.000 Kilometer
PT DMS saat ini mengelola sekitar 150 unit truk dan melayani klien yang umumnya adalah perusahaan food and beverage. Untuk membantu mengontrol trafik armadanya, DMS saat ini mulai mengimplementasikan teknologi informasi sekaligus untuk meningkatkan efisiensi operasional armadanya.
Baca: Hino: Bus Besar Mesin Depan Tetap Punya Konsumen, Tapi Pasarnya Makin Kecil
"Memang saat ini tidak bisa kalau mengontrolnya secara manual. Mau tidak mau harus mengikuti kemajuan IT dengan memakai sistem atau software. Improvement harus lebih advance untuk urusan pemantauan," ungkap Daniel.
Daniel merintis bisnis jasa ekspedisi angkutan barang antar kota sejak 1995 dengan 2 armada truk. Usahanya terus berkembang dan kini menjelma menjadi perusahaan logistik dengan didukung gudang untuk menangani barang-barang milik klien.
Daniel menilai, meski kompetisi di bisnis logistik saat ini semakin ketat dengan makin banyaknya pemain baru, bisnis ini masih cukup bagus digeluti, terutama pada 3 sampai 5 tahun pertama sejak menggeluti usaha logistik. "Selama ini pertumbuhan pendapatan sekitar 10-15 persen per tahun, walaupun di tahun 2016 agak flat," ungkapnya.