Sudah Diujicoba untuk Angkut Pasien di Lebak, USAID Puas dengan Performa AMMDes
"Kendaraan terbukti bisa digunakan di jalan menanjak sampai 26 derajat. Kecepatannya pun sudah memadai"
Penulis: Choirul Arifin
![Sudah Diujicoba untuk Angkut Pasien di Lebak, USAID Puas dengan Performa AMMDes](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ammdes.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga bantuan Pemerintah Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia, United States Agency for International Development (USAID) menyatakan puas dengan performa Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) yang diproduksi pleh PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) dan dipasarkan oleh PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor, di Indonesia.
USAID sudah menguji coba performa AMMDes aplikasi ambulance feeder untuk membantu mobilisasi warga di lingkungan kampung Baduy, Kabupaten Lebak, yang membutuhkan layanan kesehatan, seperti ibu hamil yang membutuhkan penanganan cepat saat persalinan.
"Kami di USAID udah mengujicoba AMMDes aplikasi ambulance feeder untuk mengangkut ibu hamil terutama di daerah offroad, kita uji coba di Bojongmanik, di daerah Baduy di Kabupaten Lebak yang banyak ibu hamilnya dengan kondisi ekonomi yang rendah dan akses ke Puskesmas sulit," ungkap USAID, DR Harris, USAID Jalin Project Provinsi Banten kepada Tribunnews di sela acara The 2nd AMMDes Summit and Exhibition yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang Selatan, Senin (15/4/2019).
"Kendaraan terbukti bisa digunakan di jalan menanjak sampai 26 derajat. Kecepatannya pun sudah memadai, maksimal 30 kilometer per jam," ujar DR Harris.
"Untuk kebutuhan emergency dalam 30 menit untuk evakuasi pasien, misal yang pendarahan, AMMDes cukup memadai," imbuhnya.
![AMMDes ambulans](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ammdes-ambulans.jpg)
Pada kegiatan The 2nd AMMDes Summit di ICE BSD, juga dilakukan prosesi serah terima 2 unit AMMDes ambulance feeder dari PT KMWI kepada USAID untuk kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan, basic unit AMMDes sudah dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).
“Mesin diesel yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik di medan off road dan berbukit dengan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 HP," ungkap Harjanto.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sambutan di acara ini mengatakan, AMMDes ini menggunakan universal spare parts yang bisa didapatkan di pasar dan proses pembuatannya berangkat dari konsep penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) secar maksimal.
"Jadi berbeda dengan merk kendaraan," ujar Airlangga.
Dia menambahkan, AMMDes ini akan menjadi alat angkut untuk wilayah yang infrastruktur nya kurang baik.
"Pilihan aplikasinya sudah mencapai 10 buah. USAID sudah mengujicoba 2 unit AMMDes untuk ambulance. Sebelumya sudah diujicoba juga di Palu saat pasca bencana tsunami untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga korban bencana," ungkap Airlangga.
Kemenperin sebelumnya telah mengirim 5 unit AMMDes dan sudah dimanfaatkan di tiga wilayah yang terkena dampak gempa di Provinsi Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu, yakni di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.
"Di Jawa Tengah AMAMDes juga sudah diujicoba. Di Kabupaten Tanggamus, AMMDes dipakai untuk alat angkut memanen pisang yang selama ini 25 persen panenan petani rusak karena alat angkut yang kurang baik," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.