AMMDes Kini Jadi Pengumpan Ambulans ‘Pilot Project’ di Kabupaten Banten
Mesin diesel yang digunakan pada AMMdes Ambulans ini telah mengalami penyesuaian agar performanya lebih baik di medan off road dan berbukit
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengakselerasi pemanfaatan alat angkut baru bernama Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) di Tanah Air sejalan dengan fokus program pemerintah dalam mengimplementasikan salah satu butir Nawacita, Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan.
Selasa (16/7/2019) siang tadi, Kemenperin meluncurkan program Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui pemanfaatan AMMDes Pengumpan Ambulans di Kabupaten Lebak, Banten.
Di program ini, Kemenperin menggandeng Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT Samudera Marine Indonesia, PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia dan PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor.
AMMDes yang diaplikasikan sebagai armada pengumpan ambulans ini difungsikan untuk memberi pertolongan pertama kepada warga di pelosok Lebak yang membutuhkan layanan kesehatan, misalnya ibu hamil yang akan menjalani persalinan.
“Kemenperin giat melaksanakan program pengembangan AMMDes untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan menciptakan ketahanan ekonomi dan mendukung kemajuan di desa,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Putu Juli Ardika di Lebak, Banten, Selasa (16/7/2019).
Hadirnya AMMDes berwujud pengumpan ambulans ini, diharapkan membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak.
“Pemanfaatan AMMDes ambulance feeder ini untuk membantu masyarakat dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi di Kabupaten Lebak akibat kondisi jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang sulit dan berbukit yang tidak dapat dijangkau oleh ambulans konvensional,” ungkapnya.
Putu menjelaskan, sejak diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2018 lalu, pengembangan AMMDes mencapai perkembangan yang luar biasa dan telah memasuki tahap produksi massal serta terbukti mampu memenuhi berbagai kebutuhan produksi dan peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
“Selain dampak positif dibidang ekonomi, program AMMDes juga membuka peluang bagi pelaku industri dalam negeri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan serta rancang bangun, sekaligus memberikan efek berganda pada industri komponen,” ungkap Putu.
Saat ini, tingkat kandungan komponen lokal AMMDes telah mencapai 90 persen dan melibatkan 70 industri komponen yang sebagian besar merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Baca: Flagship Showrooom Auto2000 di Jantung Jakarta Ini Hadirkan Tema Natural Wisdom
“Dengan kapasitas produksi 3.000 per tahun dan akan terus bertambah sesuai dengan permintaan pasar, AMMDes juga didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor Timor Leste dan Papua Nugini serta untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10 ribu unit di 49 negara Afrika,” ujar Putu.
Putu menambahkan, sampai saat ini, Kemenperin telah berhasil mengembangkan beberapa bisnis model AMMDes bagi kegiatan usaha masyarakat.
Antara lain AMMDes untuk produksi air bersih dan air minum bagi penanganan bencana di Sulawesi Tengah, AMMDes untuk pengangkutan pisang di Lampung, serta AMMDes untuk kebutuhan penyosohan beras di Jawa Tengah.
Baca: ECU Airbag di Toyota Rush yang Harus Diganti Berada di Bagian Tengah Dasbor, Sejajar Persneling
Berbagai aplikasi AMMDes yang sudah dikembangkan, di antaranya armada untuk penjernih dan air minum, ambulance feeder, penyosoh beras, pompa irigasi, generator listrik, pembuat ice flake, pengolah kopi dan armada untuk pengangkutan pascapanen pisang.
Di kesempatan sama, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto menyatakan, wujud dasar AMMDes sudah dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).
“Mesin diesel yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik di medan off road dan berbukit,” ungkap Reiza.
Model ini juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 horse power.
Reiza menambahkan, pihaknya bertekad terus mendorong pengembangan teknologi AMMDes agar dapat bermanfaat secara inklusif dan berkelanjutan demi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
“AMMDes itu sebagai alat mobilitas yang multifungsi. Jadi, satu alat, beragam manfaat,” sebut Reiza.