Kemenhub Kaji Jalur Khusus Buat Angkutan Logistik
“Ternyata antara kawasan industri itu tidak ada akses yang khusus. Mereka menggunakan jalan tol. Ini kemudian menjadi tidak efisien,” kata Budi.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
![Kemenhub Kaji Jalur Khusus Buat Angkutan Logistik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wapres-jusuf-kalla-buka-pameran-otomotif-giias-2019_20190718_201639.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews, Ria Anastasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengkaji pengadaan jalur khusus untuk angkutan logistik guna mengantisipasi kemacetan di sejumlah titik simpul kawasan industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setyadi mengatakan, pihaknya menerima keluhan dari asosiasi logistik mengenai kemacetan di Jabodetabek yang membuat biaya logistik tidak efisien.
“Salah satunya mereka meminta kepada kita, pada Pak Menteri (Menhub Budi Karya Sumadi) untuk ada semacam reward apakah jalur khusus atau apa nanti sedang kita lakukan kajian,” kata Budi di sela-sela acara GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7/2019).
Baca: Mazda 3 Resmi Meluncur di GIIAS 2019, Harga Mulai dari Rp 490 Jutaan
"Kalau saya lihat dari asosiasi logistik kendaraan barang mereka butuh semacam kemudahan. Karena pada saat situasi seperti sekarang ini tidak lebaran dan sebagainya itu kan pergerakan ekonomi harus lebih cepat,” lanjutnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan survey mengenai konektivitas antar kawasan industri.
“Ternyata antara kawasan industri itu tidak ada akses yang khusus. Mereka menggunakan jalan tol. Ini kemudian menjadi tidak efisien,” ucap Budi.
Budi menambahkan, setelah proses kajian dan survey dilakukan, pihaknya akan berdialog dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk terkait penyediaan jalur khusus bagi angkutan logisitik itu. Nantinya, jalur khusus ini bisa dibuat di luar jalan tol.
“Di luar. Kan selama ini mereka pakai tol kan? Makanya terhambat. Jadi biaya logistik tinggi. Kemudian lama juga. (Jalur khususnya) mulai dari Jakarta sampai Karawang. Mudah-mudahan ada titik temu. Nanti kita dengan PU berdiskusi,” kata dia.