TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karoseri bus Adi Putro, Malang, melakukan serah terima empat unit bus tipe Jetebus 3+ Voyager kepada Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO SAN) di ajang pameran kendaraan niaga GIICOMVEC 2020 yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020.

Serah terima dilakukan oleh Managing Director PT Adiputro Wirasejati David Jethrokumo kepada Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, didampingi Direktur PT Adiputro Wirasejati (Adiputro), Eric Jethrokusumo dan jajaran manajemen Karoseri Adi Putro lainnya serta perwakilan manajemen PT United Tractors Tbk, distributor bus Scania di Indonesia.

Empat bus yang diserahterimakan ini menggunakan platform chassis Scania K410 IB 6x2 bertenaga 410 horse power dengan panjang bodi bus 13,5 meter.

Bus-bus ini memiliki konfigurasi bangku kabin kelas ekonomi premium dan selanjutnya akan dioperasikan bersama-sama empat unit bus terbaru PO SAN lainnya untuk trayek Pasir Pangarayan-Pekanbaru-Blitar pergi pulang.

Yang menarik dari keempat bus ini adalah, desain rangka bangun chassis bus mendapatkan penyempurnaan, hasil kerjasama Karoseri Adi Putro dan PO SAN untuk menyesuaikan operasional bus-bus ini yang nantinya akan dijalankan di rute kota-kota di Pulau Sumatera dan Jawa yang berbukit dan mendaki dengan rute sejauh 4.000 kilometer dalam tiga hari perjalanan untuk trayek one way.

Hasilnya, berdasar pengetesan oleh driver Karoseri Adi Putro saat bus ini dibawa dari Malang menuju Jakarta, ke pameran GIICOMVEC 2020, bus lebih stabil dan tidak limbung.

Bagi PO SAN, ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan PO ini memesan bus di Karoseri Adi Putro dalam 30 tahun perjalanan bisnis mereka di dunia transportasi.

Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan mengatakan manajemen PO SAN menggunakan Karoseri Adiputro demi keinginan menambah model dan varian sekaligus menggali pengalaman baru karoseri bus yang ada di Indonesia.

Selama ini PO SAN menggunakan bus buatan beberapa karoseri berbeda di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Satu diantaranya adalah Karoseri Trisakti, Magelang.

"Medan jalan yang dilalui dan operasional PO SAN menuntut adanya hal teknis yang spesifik pada karoserinya. Karena itu ketika kami bertemu dengan Adiputro dan mereka menyanggupinya, kami pun sepakat untuk bekerja sama," ujar Kurnia Lesani Adnan.

Dia menjelaskan, total akan ada 8 unit bus terbaru PO SAN ini akan dioperasikan di trayek Pasir Pangarayan-Pekanbaru-Lintas Timur Sumatera-Jakarta-Tol Trans Jawa-Blitar pergi-pulang dengan total jarak tempuh 4.200 km.

"Bus-bus ini akan kami operasikan melalui jalur pantura. Karena dioperasikan di medan yang cukup sulit dan panjang, maka karoseri harus bagus agar penumpang merasa nyaman. Kami juga memilih AC Thermoking dan kursi AMG untuk menambah kenyamanan penumpang," kata Lesani Adnan.

David Jethrokusumo mengatakan pihaknya sudah sejak lama Adiputro ingin bekerja sama dengan PO SAN, dan akhirnya sekarang bisa bertemu.

"Ada permintaan spesifikasi khusus dari PO SAN. Kami merasa tertantang, karena apa yang diminta oleh PO SAN akan meningkatkan kemampuan kami. Kami ingin membuktikan kepada PO SAN bahwa layanan kami senantiasa terdepan dalam inovasi dan safety," ujar David.

Dia menjelaskan, spesifikasi bus yang diminta PO SAN merupakan sesuatu yang baru, yang tidak hanya meningkatkan kualitas, tetapi juga tetapi mengutamakan keselamatan (safety) dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). "Adi Putro selalu mengikuti yang terbaru dari industri karoseri. Dan kami berkomitmen untuk senantiasa terdepan," bebernya.

Karoseri Adi Putro dikenal sebagai perusahaan karoseri pertama di Indonesia yang mengembangkan kerangka desain untuk suspensi udara di produksi busnya.

Rangka yang dibuat oleh karoseri ini dikenal sangat nyaman untuk penumpang dan perjalanan jauh.

Kurnia Lesani menjelaskan, PO SAN saat ini memiliki 120 unit bus dioperasikan di sejumlah rute di Pulau Sumatera dan Jawa.

Trayek yang dilayani antara lain, Bengkulu-Jakarta, Bengkulu-Bandung, Bengkulu-Bukit Tinggi, Bengkulu-Padang, Bengkulu-Pekanbaru, Bengkulu-Blitar, Pasir Pangairan–Blitar.

Penulis: Choirul Arifin