Volvo Tarik Lebih Dari 2 Juta Mobil Gara-gara Masalah Sabuk Pengaman
Pabrikan mobil asal Swedia, Volvo menarik hampir 2,2 juta produknya karena ada masalah dengan sabuk pengaman.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Pabrikan mobil asal Swedia, Volvo menarik hampir 2,2 juta produknya karena ada masalah dengan sabuk pengaman.
Hal tersebut disampaikan juru bicara pers Volvo Cars, Stefan Elfström kepada Radio Swedia.
"Penarikan kembali berlaku untuk mobil dari model Volvo generasi sebelumnya. Tapi kami tidak memiliki laporan terkait kecelakaan atau cedera, karena penarikan ini adalah langkah pencegahan untuk menghindari masalah di masa depan," kata Elfström.
Perlu diketahui, ini bukan merupakan penarikan pertama Volvo terkait mobil yang diproduksinya.
Di Swedia saja, ada sekitar 412.000 mobil yang telah ditarik dari pasaran.
Baca: Bikin Perusahaan Patungan, Daimler Dan Volvo Akan Kembangkan Truk Hidrogen dan Bus
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (5/7/2020), masalah dengan mobil ini sebenarnya terkait dengan kabel baja yang terhubung ke sabuk kursi depan.
Dalam kondisi tertentu dan dari waktu ke waktu, baja ini disebut bisa usang lalu akhirnya merusak kabel.
"Ini mengakibatkan berkurangnya fungsi penahan pada sabuk pengaman," jelas Elfström.
Sebelumnya, Volvo Cars memperkenalkan sabuk pengaman tiga titik ini pada 1959 silam.
Menurut perusahaan itu, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan cedera terkait dengan masalah tersebut.
Baca: Volvo Mulai Produksi Mobil Listrik Polestar 2 di China
Namun, Elfström meyakini bahwa permasalahan yang mengacu pada sabuk pengaman ini adalah hal yang sangat jarang terjadi.
Mobil-mobil yang ditarik itu keluaran tahun 2006 hingga 2019 dan merupakan tipe dari generasi sebelumnya.
Pemilik mobil keluaran tahun tersebut pun akan menerima surat terkait masalah ini.
"Kami mengirimkan surat kepada semua pelanggan yang terkena dampak dan memberitahu mereka tentang kemungkinan terjadinya kesalahan. Kami juga memberitahu terkait apa yang dapat mereka lakukan untuk memeriksakan mobil itu agar mereka sesegera mungkin menghubungi bengkel untuk membuat janji perbaikan mobil," kata Elfström.
Baca: Volvo Buses Ajak Para Konsumennya Merasakan Perjalanan Menggunakan Bus Premium B11R
Sementara itu, seorang ahli di bidang industri otomotif sekaligus Profesor di Stockholm School of Economics, Martin Sköld menyebut penarikan itu sangat besar dan berisiko.
Ia pun memperingatkan bahwa penarikan lebih dari dua juta mobil itu akan menyebabkan pengeluaran biaya yang besar serta masalah administrasi bagi Volvo Cars.
Kendati demikian, Volvo Cars menegaskan bahwa biaya adalah masalah sekunder.
Perusahaan ini juga menekankan komitmennya untuk tetap memperbaiki mobil sesegera mungkin dan menjaga para pengemudinya dari bahaya.
Sejak Volvo Cars dibeli dari Ford oleh perusahaan China, Geely pada 2010 lalu, merek Swedia yang terkenal karena keamanannya ini telah berfokus pada peningkatan citranya.
Pada 2017, produsen mobil ini mengumumkan bahwa mereka hanya akan meluncurkan model listrik atau hibrid mulai 2019 dan seterusnya.
Dengan ditariknya 2,2 juta mobil, ini adalah penarikan terbesar yang pernah dilakukan Volvo.