Stir Kendaraan Terasa Berat dan Tidak Stabil, Bisa Jadi Ban Perlu Spooring
Tanda-tanda ban perlu spooring, stir terasa tidak stabil, bergetar atau berat, disusul gerak ban yang cenderung miring ke sisi tertentu saat melaju.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi ban yang tidak selaras akan berdampak pada stir, suspensi dan kinerja ban itu sendiri. Stir menjadi terasa tidak stabil, bergetar atau berat, disusul gerak ban yang cenderung miring ke sisi tertentu saat kendaraan sedang melaju.
Kondisi tersebut menandakan adanya perubahan pada angle ban mobil dari posisi factory setting atau posisi awal. Solusi tepat untuk masalah ini adalah perawatan wheel alignment (penyelarasan roda kendaraan) atau spooring.
Spooring yang tepat akan membantu me-reset posisi kemudi dan ban ke posisi semula hingga kembali selaras, keausan ban merata dan kendali mobil menjadi lebih stabil sehingga meningkatkan kenyamanan dan keamanan berkendara secara menyeluruh.
Untuk meringankan biaya perawatan kendaraan dan meningkatkan kenyamanan berkendara, Hankook Tire menggandeng jaringan bengkel mobil PT B-Quik Otomotif Indonesia (B-Quik/1 Station) melalui penyediaan jasa spooring gratis selama Agustus 2020.
Baca: Truk Terbalik Saat Ban Hendak Diganti, Sang Sopir Tewas Tertimpa Muatan Kayu
Spooring ini tidak benar-benar gratis sebenarnya. Karena harus melakukan pembelian terlebih dulu minimal dua unit ban Hankook di gerai 1 Station dan B-Quik di Indonesia dan akan mendapat penghematan biaya spooring Rp 150.000 – Rp 200.000 untuk sekali perawatan.
President Director Hankook Tire Sales Indonesia, Yoonsoo Shin menyarankan pengendara agar tidak mengabaikan kondisi ban yang sudah tidak lagi balancing.
Baca: Hindari Tiga Kebiasaan Ini, Dijamin Ban Mobil Lebih Awet
Dia menyatakan agar pemilik kendaraan bisa memeriksa sendiri kondisi wheel alignment. Caranya, dengan mengecek Tread Wear Indicator (TWI) dan alignment indicator pada ban.
Alignment indicator berupa dua pasang lubang kecil di kedua sisi luar dari masing-masing telapak ban.
"Jika posisi ban bermasalah, salah satu lubang dari alignment indicator akan terkikis terlebih dahulu, sehingga tidak perlu menebak-nebak dari pengukuran kasat mata," ujarnya, Selasa (28/7/2020).
Jika mengikuti anjuran pabrikan, perawatan wheel alignment sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali atau apabila kendaraan telah menempuh jarak 20.000 kilometer.
Namun, hal ini bukan merupakan patokan yang baku, sehingga sebaiknya para pengendara tetap mengecek alignment indicator pada ban mobil secara rutin.
Teknologi alignment indicator pertama di Indonesia telah hadir pada ban Hankook seri Kinergy di tahun 2013 lalu.
Seri produk ini kemudian dikembangkan menjadi Kinergy Eco2 dan di seri Ventus.
Selama perawatan kendaraan di B-Quik, Hankook Masters, atau jaringan mitra workshop dan distributor produk Hankook lainnya, pemilik kendaraan bisa mempelajari tiga jenis aspek keselarasan roda, yaitu camber, caster dan toe.
Camber adalah kemiringan ban terhadap garis vertikal apabila dilihat dari arah depan ban, baik condong ke arah dalam mobil (negatif) maupun ke luar mobil (positif).
Caster adalah kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal, baik ke arah belakang ban (positif) maupun ke depan ban (negatif).
Sedangkan, toe adalah kemiringan ban terhadap garis vertikal apabila dilihat dari atas ban, baik jika roda bagian depan lebih keluar dibandingkan dengan roda bagian belakang (toe out) maupun jika roda bagian depan lebih masuk dibandingkan dengan roda bagian belakang (toe in).
"B-Quik dan Hankook Tire berkomitmen meningkatkan kualitas, kenyamanan dan keamanan pengalaman berkendara bagi semua konsumen. Melalui program ini, diharapkan masyarakat juga akan semakin sadar akan pentingnya wheel alignment sebagai salah satu faktor keselamatan dalam berkendara," ujar Shin.