Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Integrasi Angkutan Umum Lebih Untungkan Konsumen

Integrasi angkutan umum dapat memberikan kesempatan konsumen untuk menggunakan seluru sistem tanpa teikat jenis moda dan operator.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Integrasi Angkutan Umum Lebih Untungkan Konsumen
Alex Suban/Alex Suban
Armada bus gratis disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Bogor untuk mengangkut Calon penumpang KRL Commuterline ke Jakarta dengan jalan darat di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (15/6/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), integrasi angkutan umum atau moda raya dapat memberi banyak manfaat bagi konsumen.

Sekretaris Jenderal MTI, Harya S. Dillon, integrasi angkutan umum dapat memberikan kesempatan konsumen untuk menggunakan seluru sistem tanpa teikat jenis moda dan operator.

"Selain itu mafaat bagi konsumen lainnya, bisa memberikan perjalanan yang mulus seamless tanpa menggunakan kendaraan pribadi ke tempat tujuan," ucap Harya dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/8/2020).

Tetapi menurut Harya, untuk mendukung terciptanya integrasi angkutan umum yang baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat diperlukaan kondisi yang ditingkatkan.

Baca: Bus Gratis Tetap Layani Penumpang di Stasiun Bogor Sampai Akhir Tahun

"Kondisi tersebut seperti kenyamanan dalam melakukan pembayaran angkutan yang digunakan, media pembayaran dapat mempermudah masyarakat untuk menggunakan angkutan umum," ucap Harya.

Baca: Gojek Luncurkan Layanan Gotransit untuk Transportasi Antarmoda

Kemudian ia juga menyebutkan, terkait sistem tarif, informasi dan jadwal pun harus dibenahi untuk mendukung integrasi antar moda ini.

"jangan sampai nanti masyarakat terlalu lama menunggu angkutan umum, karena jadwal yang tidak pasti dan tarif yang kurang sesuai," kata Harya.

Berita Rekomendasi

Harya juga mengungkapkan, alasan konsumen tidak beralih menggunaan transportasi publik adalah waktu tempuh yang lama.

"Kemudian transportasi publik dianggap tidak praktis, biayanya mahal, dan jauh dari akses kendaraan umum lainnya," kata Harya.

Lebih lanjut, Harya mengatakan, transportasi publik yang memiliki waktu tunggu yang lama juga menjadi masalah konsumen tidak mau beralih ke angkutan umum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas