Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Siap Masuk Pasar Indonesia, Oyika Kenalkan Layanan Berbagi Baterai Sepeda Motor Listrik

Oyika siap masuk pasar Indonesia dengan memperkenalkan konsep berbagi baterai untuk sepeda motor listrik setelah lebih dulu menggarap pasar Singapura.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Siap Masuk Pasar Indonesia, Oyika Kenalkan Layanan Berbagi Baterai Sepeda Motor Listrik
IST
Oyika siap masuk ke pasar Indonesia dengan memperkenalkan layanan berbagi baterai sepeda motor listrik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cepat atau lambat, tren kendaraan listrik akan menjadi fenomena ramah lingkungan yang akan mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia. Serangkaian kebijakan yang bertahap dirilis Pemerintah mendorong implementasi ekosistem kendaraan listrik tersebut.

Menyambut tren yang segera hadir mewarnai industri otomotif Tanah Air ini, Oyika siap masuk pasar Indonesia dengan memperkenalkan konsep berbagi baterai untuk sepeda motor listrik.

Oyika sudah memperkenalkan konsep ini di Singapura sejak 2018. Masuk ke pasar Indonesia tahun 2020 ini, Oyika menggarap pasar dengan bendera perusahaan PT Oyika Powered Solutions.

Larry Lim, Presiden Direktur PT Oyika Powered Solutions mengatakan, dengan konsep berbagi baterai, Oyika memungkinkan pengendara sepeda motor listrik menukar baterainya yang hampir habis dengan baterai yang terisi penuh di stasiun pertukaran (swap stations).

"Jadi, sebagai ganti dari mengisi bensin di SPBU ketika kendaraan mulai kehabisan bahan bakar, pengendara kini mengisi ulang menggunakan tenaga yang sudah tersimpan dan siap dipakai," ungkap Larry Lim dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Selasa (27/10/2020).

Dia mengatakan, sistem berbagi baterai maka bisa menggantikan bensin. Biayanya pun menjadi lebih murah. 

Larry Lim, Presiden Direktur PT Oyika Powered Solutions
Larry Lim, Presiden Direktur PT Oyika Powered Solutions menunjukkan contoh battery swap untuk sepeda motor listrik.

Soal alasan perusahaannya memperkenalkan konsep berbagi baterai, Larry Lim mengatakan, selama ini berbagai kecemasan pada jarak tempuh kendaraan listrik, degradasi baterai dan harga uang muka pembelian baterai yang tinggi telah menjadi penghambat untuk adopsi kendaraan listrik.

Berita Rekomendasi

"Solusi dari Oyika menjawab berbagai pemasalahan ini," ujarnya.

Saat ini tercatat setidaknya ada 120 juta sepeda motor di Indonesia dengan kurang dari 0,1% di antaranya adalah sepeda motor listrik.

Indonesia saat ini menjadi pasar sepeda motor terbesar ke-3 di dunia, setelah India dan Cina, tetapi dengan kepadatan sepeda motor yang jauh lebih tinggi.

Baca juga: Sepeda Motor Listrik Novus 2020 Dijual Lewat Pre-Order, Harganya Rp 764 Jutaan

Sepeda motor mewakili lebih dari 85% dari total populasi kendaraan Indonesia. Dengan demikian, pengenalan sepeda motor listrik adalah cara tercepat untuk mengurangi total emisi kendaraan.

Bertentangan dengan keyakinan umum, sepeda motor listrik bisa menjadi lebih murah dibandingkan dengan sepeda motor tradisional yang menggunakan mesin pembakaran internal jika konsep berbagi baterai diperkenalkan.

Baca juga: Husqvarna Kembangkan Sepeda Motor Listrik di India, Bakal Meluncur Tahun 2022

Hal itu karena pengendara tidak perlu menanggung biaya dimuka untuk baterai sepeda motor listrik, yang bisa menjadi 50% atau lebih dari total biaya kendaraan listrik.

Maka, tanpa subsidi pemerintah pun, sepeda motor listrik menjadi lebih murah, dan bahkan bisa bersaing dengan sistem BBM bersubsidi seperti yang diterapkan di Indonesia.

Larry Lim menjelaskan, Oyika sudah menjalin kerjasama dengan beberapa merek sepeda motor listrik terkemuka buatan lokal, dan mengubah sepeda motor mereka menjadi sepeda motor listrik pintar.

Hal itu dicapai melalui penggambungan dengan baterai pintar portabel Oyika, jaringan stasiun pengisian daya, serta aplikasi seluler.

Dengan demikian, Oyika ikut serta mempromosikan industri sepeda motor listrik buatan negara dan juga merek-merek lokal yang menjadi mitranya.

Larry menambahkan, Oyika menawarkan konsep berbagi baterai tanpa kontrak, tanpa uang muka, dan tanpa deposit, yang dibundel dengan sepeda motor listrik dari para mitranya, dengan basis pembayaran sesuai penggunaan per trip untuk perjalanan singkat, dan per minggu untuk para pengendara jasa pengantaran.

Konsep ini mirip dengan paket telepon seluler prabayar, namun dengan telepon seluler yang telah tersedia untuk digunakan.

Oyika juga menawarkan paket langganan bulanan untuk individu dan perusahaan, seperti paket langganan ponsel pasca bayar.

“Kami telah melakukan uji coba sepeda motor listrik dan penggantian baterai sejak bulan Juli 2020 dan juga telah memasang beberapa stasiun pertukaran (swap stations) di toko swalayan Alfamart sejak bulan September," jelasnya.

Sudah ada 11 swap stations yang disebarkan di Jakarta untuk uji coba tahap awal.

"Kami berencana untuk memasang 1000 swap stations di Jakarta pada tahun 2021", ujar Larry Lim.

Dia menambahkan, baterai Oyika saat ini sedang dirakit di Indonesia.

"Ini adalah bagian dari strategi kami untuk merakit baterai berkemampuan IoT (Internet untuk Segala) pintar di Indonesia secara lokal bahkan dari batch pertama. Sel-sel baterai OYIKA berasal dari Murata Jepang dengan kualitas yang sangat bagus," tambah Larry Lim.

Oika menargetkan konsep berbagi baterai ini atau terkadang disebut sebagai battery-asa-service (BaaS), tidak hanya untuk diterapkan di kota-kota besar di Indonesia, tapi juga ke pelosok pedesaan di Indonesia secepatnya.

Masyarakat pedesaan juga bisa memilih untuk mengoperasikan swap stations Oyika sendiri dan Oyika akan menetapkan biaya untuk memulai bisnis ini menjadi terjangkau.

Dia menambahkan, tidak semua orang mampu memiliki pom bensin, namun siapapun bisa mendapatkan kesempatan untuk mengoperasikan swap stations melalui Oyika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas