Kolaborasi INEOS Bekerja Sama Hyundai dalam Pengembangan Bahan Bakar Hidrogen
Modular fuel cell system ciptaan Hyundai, yang akan digunakan pada kendaraan uji, sudah terbukti keandalan dan efektivitasnya di SUV Hyundai NEXO.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hyundai Motor Company dan INEOS mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka mengeksplorasi peluang-peluang baru untuk mengakselerasi penggunaan bahan bakar hidrogen secara global.
Hyundai dan INEOS bersama-sama mencari peluang untuk produksi dan pasokan hidrogen serta aplikasi dan teknologi hidrogen di seluruh dunia.
Sebagai tahap awal, kedua perusahaan akan berupaya memfasilitasi berbagai proyek sektor publik dan swasta yang berfokus pada pengembangan value chain hidrogen di Eropa.
Perjanjian tersebut juga mencakup penjajagan penggunaan fuel cell system ciptaan Hyundai pada mobil INEOS Grenadier 4x4 yang baru-baru ini diumumkan.
Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam upaya INEOS untuk mendiversifikasi opsi powertrain-nya pada tahap awal.
Modular fuel cell system ciptaan Hyundai, yang akan digunakan pada kendaraan uji, sudah terbukti keandalan dan efektivitasnya di SUV Hyundai NEXO.
Baca juga: Ikuti Jejak Hyundai, Toyota Akhirnya Ikut Fokus Pasarkan Mobil Listrik di Indonesia
SUV bertenaga hidrogen pertama di dunia ini memiliki driving range terjauh dibandingkan kendaraan hidrogen lainnya di pasar.
Hyundai adalah salah satu perusahaan terkemuka di bidang teknologi fuel cell yang memulai produksi massal kendaraan listrik fuel cell pertama di dunia pada 2013.
“Langkah INEOS menuju pengembangan kendaraan listrik fuel cell dan ekosistem hidrogen menandai tonggak sejarah lainnya menuju transportasi yang berkelanjutan dan bersih,” kata Saehoon Kim, Senior Vice President dan Head of Fuel Cell Center di Hyundai Motor Company dalam keterangannya, Selasa (24/11/2020).
Hyundai meyakini bahwa langkah ini akan menghasilkan opsi rendah karbon yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor.
"Kami juga berharap keahlian dan pengalaman selama puluhan tahun di bidang hidrogen fuel cell akan bersinergi dengan keahlian dan pengalaman INEOS di bidang kimia dalam rangka memproduksi massal hidrogen yang ramah lingkungan dan fuel cell untuk Grenadier,” katanya.
Baca juga: Mobil Listrik Nissan Kicks e-Power Ludes Terjual dalam Lima Hari
Peter Williams, Technology Director INEOS mengatakan, kesepakatan antara INEOS dan Hyundai menghadirkan peluang-peluang baru bagi kedua perusahaan untuk melanjutkan kepemimpinannya di sektor bahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan.
Penjajagan proses produksi, teknologi, dan aplikasi yang baru, dikombinasikan dengan kapabilitas kami sekarang, telah menempatkan kami pada posisi unik untuk memenuhi permintaan akan sumber energi yang rendah karbon dan terjangkau, serta memenuhi kebutuhan pemilik mobil 4x4 di masa depan.”
INEOS baru-baru ini meluncurkan sebuah bisnis baru untuk mengembangkan dan membangun kapasitas hidrogen yang ramah lingkungan di seluruh Eropa, untuk mendorong terciptanya zero-carbon di masa depan.
Perusahaan ini memproduksi 300.000 ton hidrogen per tahun sebagai by-product (produk sampingan) dari kegiatan manufaktur kimianya.
Melalui INOVYN, anak perusahaannya, INEOS adalah operator elektrolisis terbesar di Eropa.
Elektrolisis adalah teknologi penting yang menggunakan energi terbarukan untuk memproduksi hidrogen sebagai bahan bakar pembangkit listrik, transportasi, dan industri.
Pengalamannya dalam menyimpan dan menangani hidrogen dikombinasikan dengan pengetahuannya dalam teknologi elektrolisis, telah menempatkan INEOS dalam posisi penting untuk mendorong kemajuan bahan bakar bebas karbon dengan hidrogen di masa depan.
Pada 2018, Hyundai Motor Group telah mengumumkan roadmap jangka menengah dan panjangnya, yaitu Fuel Cell Vision 2030, untuk meningkatkan produksi tahunan hydrogen fuel cell system ke angka 700.000 unit pada 2030.