Pemerintah Dukung Toyota Kembangkan Kendaraan Listrik
Toyota menyiapkan dana investasi hingga 2 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan mendukung pengembangan kendaraan listrik Toyota tahun 2021.
Toyota menyiapkan dana investasi hingga 2 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.
"Pemerintah menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan oleh Toyota, dengan harapan dapat membuka lapangan kerja dan juga meningkatkan skill atau keahlian angkatan kerja Indonesia,” kata Airlangga di pertemuan dengan manajemen Toyota secara virtual, Selasa (8/12/2020).
Toyota akan membuat proyek EV Smart Mobility di Bali untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di ekosistem eco-tourism di Nusa Dua, Bali.
Baca juga: Era Mobil Listrik Murni Bisa Cepat Terealisasi Lewat Cara Ini
Toyota akan bekerjasama dengan Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC Nusa Dua.
Alasan Bali dipilih sebagai lokasi proyek adalah karena sejalan dengan Pemerintah Daerah yang telah mengeluarkan Pergub No 45 tahun 2019 tentang energi bersih dan kendaraan listrik.
Baca juga: Ikuti Jejak Hyundai, Toyota Akhirnya Ikut Fokus Pasarkan Mobil Listrik di Indonesia
“Untuk mendukung keberlanjutan model bisnis yang berkelanjutan dan juga peningkatan ekowisata Pulau Bali, Pemerintah merekomendasikan hilirisasi produk nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik untuk pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL–BB) nasional,” ujarnya.
Dia juga menekankan agar hasil produk KBL-BB tidak hanya untuk pasar domestik namun juga untuk ekspor, salah satunya ke Australia dan negara lainnya.
Dukungan dari Pemerintah berupa regulasi, insentif fiskal dan non fiskal.
Airlangga bilang, sejumlah indikator perekonomian Indonesia sudah menunjukkan tren pemulihan. Data Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia tercatat meningkat di November 2020.
PMI Indonesia naik hampir tiga poin menjadi 50,6 pada November 2020, dari bulan sebelumnya di level 47,8. Indeks di atas 50 menunjukkan industri yang berekspansi, sebaliknya indeks di bawah 50 menunjukkan kegiatan terkontraksi.
“Indikator ini menunjukkan kegiatan produksi sudah mulai bergerak, kepercayaan masyarakat mulai pulih, dan daya beli diharapkan bisa mengikuti dan segera menunjukkan perbaikan,” ujar Airlangga.
Toyota juga mempertegas komitmennya di industri otomotif Indonesia lewat skema pengembangan dan produksi kendaraan listrik hingga 2025 mendatang.
Asia Region CEO Toyota Motor Corporation Yoichi Miyazaki memperkirakan konsumsi bahan bakar akan turun hingga 126 juta liter di 2025.