Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Gara-gara Pemiliknya Belum Bisa Nyetir, Belasan Mobil Mewah di Kampung Miliarder Tuban Rusak

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," kata Wantono

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Gara-gara Pemiliknya Belum Bisa Nyetir, Belasan Mobil Mewah di Kampung Miliarder Tuban Rusak
Tribun Jatim/Auto2000
Toyota Kijang Innova, salah satu dari belasan mobil milik warga kampung miliarder di Desa Sumurgeneng, Kabupaten Tuban, yang rusak karena tabrakan. Pemiliknya diduga belum mahir menyetir saat mengemudikannya. 

Salah satu warga bernama Wantono (40) menceritakan pengalamannya yang baru bisa menyetir setelah membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander dari hasil jual tanah.

Wantono mengatakan, sehari-harinya ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah.

Namun, setelah beli mobil, ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," kata Wantono yang ditemui TribunJatim di rumahnya pada Kamis (18/2/2021).

Sambil meminum air, bapak satu anak itu mengaku tak membutuhkan waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.

Dia mengatakan, masih sulit mengendari traktor yang digunakannya sehari-hari untuk membajak sawah ketimbang mengemudikan mobil.

Meski sudah bisa mengemudi, namun pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektare itu belum berani mengemudi ke kota.

Berita Rekomendasi

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya.

Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama. Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya 1/2 hektar dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina.

Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan mobil. Namun, setelah membelinya mobil Toyota Rush dan jenis Pick up ia baru belajar.

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutur Matrawi.

Oleh Pertamina, lahan warga dihargai apraisal senilai Rp 600 sampai Rp 800 ribu per meter untuk pembebasan lahan kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.


Lahan yang dihargai menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026. Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas