Mengenal Sosok Haji Haryanto, Pengusaha Bus AKAP dengan Hampir 300 Armada yang Rajin Santuni Yatim
Yang menarik dari sosok Haji Haryanto yang mantan tentara ini adalah, kepiawaiannya menanamkan nilai-nilai agama pada praktik bisnis transportasinya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Di bisnis transportasi darat bus antar kota antar provinsi (AKAP), terutama di Pulau Jawa, Haji Haryanto adalah sosok fenomenal.
Merintis bisnis transportasi dari usaha angkot di Tangerang, Banten, bisnis transportasi Haji Haryanto kini berkembang pesat.
Menurut Rian Mahendra, anak Haji Haryanto yang menjadi Manajer Operasional PO Haryanto di sebuah video vlognya, saat ini PO Haryanto mengelola hampir 300 unit bus AKAP.
Bus-bus tersebut bermesin Mercedes-Benz dan Hino buatan karoseri Adi Putro dan beberapa karoseri lain, melayani ribuan penumpang setiap minggunya ke berbagai kota tujuan di Pulau Jawa.
Yang menarik dari sosok Haji Haryanto yang mantan tentara ini adalah, kepiawaiannya menanamkan nilai-nilai agama pada praktik bisnis transportasinya.
Hal itu dia terapkan tidak hanya kepada awak bus seperti sopir, kondektur dan mekanik serta karyawan lainnya, tapi juga ke penumpang dan ke masyarakat.
Setiap tahun, Haji Haryanto memberangkatkan pengemudi busnya yang berprestasi dan rajin beribadah ke Tanah Suci untuk umrah.
Setiap tahun pula, saban 1 Muharram, Haji Haryanto menggelar santunan anak yatim dan nanggap wayang kulit, seni tradisional yang menjadi kegemarannya sejak muda.
Diingatkan Lewat Spanduk di Garasi
Haji Haryanto menanamkan nilai-nilai agama ke karyawanya yang beragama Islam dengan mengajak mereka untuk tidak meninggalkan salat.
Ketika kami menyambangi garasi sekaligus kantor pusatnya yang berada di Jalan Lingkar, Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, awak bus akan diingatkan oleh sebuah spanduk.
Bunyinya, 'Bila hidupmu susah, tengoklah, sudah benarkah shalat jamaahmu.'
"(Karyawan) yang rajin ibadahnya saya beri hadiah umroh. Sudah banyak pegawai dan sopir yang saya berangkatkan," kata Haji Haryanto kepada reporter Tribun Jateng, Raka F Pujangga, di kantornya, Selasa (30/3/2021).
Selain memberikan hadiah, Haryanto juga memberikan sanksi untuk sopirnya yang tak mau mendengarkan ajakannya menunaikan ibadah salat.
Baca juga: Pemilik PO Haryanto Keberatan Larangan Mudik Lebaran, Bisnis Transportasi Bisa Makin Memburuk
"Kalau nggak mau salat saya omelin karena saya tidak mau mereka berbuat dosa," ujar dia.
Menurutnya, pengemudi bus lebih mudah daam melaksanakan ibadah salat karena bisa menjamaknya di perjalanan.
Sehingga, kata dia, tidak ada alasan bagi pengemudi bus untuk meninggalkan salat lima waktu karena masih bisa dikerjakan.
Baca juga: Secuil Kisah PO Family Raya Ceria, Legenda Transportasi Bus AKAP dari Kota Bangko
"Sopir itu termasuk musafir yang menempuh perjalanan jauh, jadi salatnya bisa dijamak. Salat penuhnya kalau sudah berada di rumah," ujarnya.
Haji Haryanto mengakui, rezeki harta yang didapatnya juga digunakan untuk perjuangannya menegakkan agama Islam.
Baca juga: Pandemi Juga Memukul Bisnis Transportasi PO Gumarang Jaya dan Puspa Jaya Lampung
Makanya, dia selalu menyediakan beras di kantornya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa dan pegawainya yang rajin ibadah.
Tujuannya, kata dia, biar para pegawainya termotivasi untuk selalu beribadah salat lima waktu.
"Beras di kantor saya ini suka saya bagikan untuk kaum dhuafa dan pegawai yang rajin ibadahnya," ujar dia.
Untuk menciptakan suasana hubungan kerja yang nyaman, Haji Haryanto berusaha tidak menciptakan hubungan dengan pegawainya seperti majikan.
Namun dia membangun suasana seperti persaudaraan dan layaknya keluarga, ini membuat usaha transportasi yang dirintisnya dapat terus maju dan berkembang dengan sistem kekeluargaan.
"Saya tidak pernah menganggap menjadi majikan dengan pegawai sendiri. Semua sudah seperti saudara," kata dia.
Haryanto menjelaskan, tujuannya menjadi pengusaha bus yang dirintis sejak tahun 2002 itu adalah untuk perjuangan agama.
Makanya, busnya dia beri simbol Menara Kudus dan kalimat shalawat nabi pada kaca armada busnya, semata-mata niatnya memberikan kebaikan.
"Saya ingin punya bus untuk perjuangan agama, semua nggak diduga berjalan begitu saja," ujar dia.
Kini, selain memiliki sedikitnya 5.000 anak yatim. Haryanto juga berencana membangun masjid ke enam di Jalan Lingkar Kudus-Pati.
Dia membutuhkan lahan sekitar 3.000 meter persegi untuk membangun masjid untuk masyarakat sekitar.
"Saya siapkan dana kurang dari Rp 10 miliar untuk membangun masjid ini. Kondisi lagi susah begini, tapi saya mau bangun," ujar dia.
Keputusan Pemerintah melarang mudik Lebaran di Hari Raya Idul Fitri tahun ini mengundang respon keberatan dari pengusaha transportasi darat.
Pengusaha bus antar kota meminta Pemerintah meninjau ulang larangan tersebut, alasannya kondisi pandemi yang sudah berlangsung selama setahun ini sudah membuat banyak pengusaha bus antar kota dan pariwisata yang gulung tikar karena sepi penumpang dan sewa armada.
Soal Mudik, Minta Pemerintah Bijak
Haji Haryanto juga menyinggung kebijakan Pemerintah melarang mudik Lebaran ke masyarakat di Idul Fitri yang akan jatuh menjelang pertengahan Mei 2021 nanti.
Haji Haryanto menegaskan, pemerintah perlu mempertimbangkan ulang kebijakan larangan mudik Lebaran tahun ini.
"Saya hitung kira-kira 75 persen pengusaha bus ini terkena dampak pandemi. Kalau sampai tidak bisa mudik bagaimana nanti," ujarnya.
Haji Haryanto mengatakan, selama pandemi ini kondisi pengusaha bus memprihatinkan hingga menjual asetnya agar tetap hidup.
Dia mengaku perusahaannya selama membantu menolong para pengusaha bus tersebut dengan membeli puluhan armada busnya.
"Yang sudah saya beli 15 unit, ini rencana mau beli lagi 25 unit. Saya beli untuk menolong mereka," ucapnya.
Permintaan angkutan bus sudah menurunan sejak pandemi. Bila ada larangan mudik, akan menambah kondisi semakin buruk.
Dia menduga, jika mudik dilarang sekalipun, akan tetap banyak warga yang nekat pulang ke kampung halaman.
"Kalau diarang pun tetap pulang naik kontainer, dan itu justru sangat membahayakan," kata pria yang memulai dari usaha angkot di Tangerang sejak 1984 ini seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Menurutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan banyak hal terkait kebijakan mudik.
Haji Haryanto mengaku kasihan jika para perantau tidak bertemu lama dengan keluarganya yang berada di kampung halaman.
"Saya pribadi ikut aturan pemerintah saja, tapi mohon dipertimbangkan kembali. Ibaratnya pengusaha bus ini sudah menangis sampai air matanya habis," ujar Haji Haryanto.
Kendati demikian, selama pandemi PO Haryanto tak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawainya.
Saat ini sedikitnya ada 2.000 karyawan yang menggantungkan hidup dengan bekerja di PO Haryanto. PO bus ini saat ini memiliki armada bus hampir 300 unit.
"Kalau sampai kena PHK bagaimana nanti keluarganya, kasihan sekali. Saya hanya optimistis saja kepada Allah kesulitan ini akan berakhir," ujar dia.
Haji Haryanto berharap kondisi pandemi segera pulih. Jika kondisi sudah kembali normal seperti sebelum pandemi, perusahaannya berancang-ancang membuka rute baru tujuan ke Pulau Sumatera sebelum akhir tahun 2021 ini.
"Rute bus saya (dari Jabodetabek) sudah sampai Malang, Madura, Wonogiri, Purwokerto, dan hampir semua Jawa, sudah (dimasuki). Akhir tahun ini rencana buka rute ke Sumatera," jelas dia.