Teknologi Mesin Common Rail Milik Hino Optimis Sambut Standar Emisi Euro 4 Tahun Depan
Director HMSI Santiko Wardoyo, menyampaikan Hino saat ini telah menjalani fase Road to Euro 4
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menunda penerapan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan menjadi April 2022, yang seharusnya mulai berlaku April 2021.
Penundaan tersebut diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19, yang akhirnya membuat beberapa persiapan teknis harus mundur.
Walaupun mundur, para produsen kendaraan komersial, seperti Hino telah siap untuk mendukung langkah pemerintah.
Hino sendiri memiliki teknologi common rail yang sudah dikembangkan sejak tahun 1995, sekaligus menjadi produsen pertama yang mengembangkan teknologi ini di dunia.
Sedangkan di Indonesia, Hino memperkenalkan teknologi common rail sejak tahun 2012.
President Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Masato Uchida, mengatakan dalam fase road to Euro 4, saat ini berbagai pengembangan kendaraan telah Hino lakukan sebagai pemain utama bus dan truk di Indonesia.
"Hal ini untuk memastikan kesiapan implementasi standar emisi Euro 4 untuk tahun depan," tutur Uchida saat Ngovsan Forwot virtual, Rabu (28/4/2021).
Saat ini beberapa model truk dan bus Hino, seperti Hino Ranger FM 285 JD untuk dump, Ranger FL 245 JN dan FM 350 TH untuk cargo dan Hino bus RN 285 sudah menggunakan teknologi mesin common rail.
Dimana kendaraan – kendaraan ini sudah menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail, yang artinya bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik.
Kerja injector menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan yang diatur oleh komputer mesin atau ECU, sehingga kombinasi inilah yang digunakan meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini.
Baca juga: Tahun 2022 Isuzu Mulai Terapkan Standar Euro 4, Lima Isu Ini Jadi Fokus
Mesin injeksi common rail memungkinkan kontrol emisi dan konsumsi bahan bakar, sehingga dapat menghasilkan tenaga yang lebih baik.
Oleh karenanya, mesin dengan teknologi common rail dapat memberikan lebih banyak tenaga ke kendaraan dan mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar, serta menghasilkan lebih sedikit emisi, sehingga menjadi lebih irit.
Chief Operating Officer (COO) – Director HMSI Santiko Wardoyo, menyampaikan Hino saat ini telah menjalani fase Road to Euro 4, dimana semua persiapan terkait dengan teknologi Euro 4 telah Hino matangkan, termasuk dengan penggunaan unit common rail di customer yang perlu ditingkatkan dan biasakan, karena tahun depan semua kendaraan Hino Euro 4 pasti akan menggunakan mesin common rail.
"Teknologi common rail bukan hal yang baru bagi Hino, sejak tahun 2012 Hino Indonesia sudah menjual kendaraan dengan mesin tersebut. Saat ini ada 52 dari 104 varian truk dan bus Hino yang kami jual sudah menggunakan mesin common rail. Bahkan sejak tahun 2017 kendaraan Euro 4 hasil rakitan pabrik HMSI di Purwakarta sudah kami ekspor ke Filipina dan Vietnam," jelas Santiko.
Tidak hanya di bus dan truk yang berteknologi common rail, produk flagship bus Hino RN 285 yang menjadi andalan para pengusaha otobus juga memakai teknologi ini.
"Dari hasil tes yang kami lakukan di rute TransJawa mendapatkan hasil yang bagus, dari temperatur mesin dan oli pun normal, walaupun dengan volume oli mesin yang lebih sedikit dibandingkan kompetitornya. Tentu dengan keunggulan kami yaitu oli yang lebih sedikit 12,7 liter membuat bus Hino lebih efisien dan hemat biaya operasionalnya," ungkap Santiko.