Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Konsorsium LG Segera Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Bekasi, September Ini

Tahap awal pendanaan pabrik baterai sel berkapasitas 10 Gigawaat Hour (GWH) mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Konsorsium LG Segera Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Bekasi, September Ini
Samsung
ILUSTRASI - Baterai mobil listrik buatan Samsung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menegaskan pabrik baterai kendaraan listrik konsorsium LG di Bekasi, Jawa Barat akan segera terealisasi.

Proyek pembangunan senilai 9,8 miliar dolar AS yang dikerjakan LG bersama Indonesia Battery Corporation (IBC) rencananya akan dimulai 15 September 2021.

"Kita mau mulainya bukan dari hulu, dari hilir. Kita hajar bangun dulu bateri selnya. Karena kalau dari smelter tidak menutup kemungkinan barang setengah jadi kita kirim," jelas Bahlil.

Tahap awal pendanaan pabrik baterai sel berkapasitas 10 Gigawaat Hour (GWH) mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Barulah kemudian pabrik bateri sel di Bekasi ini akan mendapat pasokan katoda dan precursor dari pabrik yang dibangun di Batang.

Baca juga: Pemerintah Percepat Program Kendaraan Listrik Berbasis Baterai

Mereka juga akan didukung dengan kehadiran smelter nikel. Ia meyakini proyek ini akan berkelanjutan agar sumber daya alam Indonesia tidak diekspor berbentuk raw material.

Baca juga: Skuter Listrik Smoot Terkoneksi ke Aplikasi, Baterainya Bisa Ditukar dan Dipantau Setiap Saat

BERITA REKOMENDASI

"Upaya ini mengadopsi cara berpikir Faisal Basri (ekonom senior INDEF, red) agar nilai tambah dimanfaatkan sepenuhnya," tukas Bahlil.

Baca juga: BMW Kenalkan Mobil Listrik BMW i4 dan iX di Munich Auto Show 2021

Ia menyampaikan bahwa pemerintah fokus menggarap potensi bijih nikel. Bahlil bilang, kekayaan alam bahan baku baterai mobil ini perlu dioptimalkan hilirisasinya.

"Dunia sekarang meninggalkan fosil untuk masuk ke energi baru terbarukan. Cadangan nikel dunia 20 persen ada di Indonesia. Alhamdulillah kita pengin Indonesia menjadi negara produsen terbesar," urainya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas