Menteri Investasi: Mei 2022, Hyundai Mulai Produksi Mobil Listrik di Indonesia
Bahlil Lahadalia menyebut produksi mobil listrik oleh Hyundai di Indonesia akan dimulai pada pertengahan 2022.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebut produksi mobil listrik oleh Hyundai di Indonesia akan dimulai pada pertengahan 2022.
"Mobil listrik akan diproduksi pada Mei 2022 buatan Hyundai, dan kami menerjemahkan transportasi ekonomi dari Pak Jokowi. Pabrik baterai sel listrik tersebut nantinya mensuplai kendaraan-kendaraan listrik milik Hyundai," kata Bahlil secara virtual, Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Bahlil Ungkap Ada Negara Tetangga Berniat Jegal RI Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik
Menurut Bahlil, proses hilirisasi industri mobil listrik di Indonesia telah dimulai sejak 2019, dan pada 2020 dilakukan penandatanganan kerja sama dengan produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai di Seoul.
"Negosiasi yang alot, tanpa melibatkan konsultan asing. Bahwa deal bisnis 9,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 142 triliun dilakukan seutuhnya oleh putra-putri bangsa terbaik yang berkolaborasi antara kementerian teknis, dan Kementerian Investasi. Kami sendiri yang memimpin waktu itu," papar Bahlil.
Bahlil menyebut, saat pendemi Covid-19 maka harus mengubah pola pikir dari bahan ekspor bahan baku menjadi bahan jadi, apalagi Indonesia memiliki 23 persen sumber daya nikel dari total di dunia.
Baca juga: PLN Siap Pasok Setrum untuk Pabrik Sel Baterai Mobil Listrik Hyundai-LG di Karawang
"Tidak ada yang berkembang lebih cepat, jika kita tidak memberdayakan sumber daya alam. Ini pertama kali di Indonesia, Asia dan jika dari tambangnya dibenahi, maka akan menjadi yang pertama di dunia,” ujar Bahlil.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang milik PT HKML Battery Indonesia, dengan nilai investasinya 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp 15,62 triliun (kurs Rp 14.200).
Pabrik baterai kendaraan listrik itu merupakan bagian dari nota kesepahaman yang disepakati antara Indonesia dengan Korea Selatan, terkait proyek investasi cell baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai 9,8 miliar dolar AS atau setara Rp 142 triliun.
Pabrik baterai kendaraan listrik tersebut berkapasitas 10 gigawatt hour (GWH). Perusahaan pemilik pabrik merupakan gabungan antara konsorsium perusahaan Korsel dan konsorsium BUMN RI.