Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Fitra Eri Bagikan Pengalaman Kendarai Mobil Listrik Setahun Belakangan

Pegiat Otomotif Fitra Eri membagikan pengalaman mengendarai mobil listrik selama satu tahun, dia menilai mobil listrik menyenangkan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Fitra Eri Bagikan Pengalaman Kendarai Mobil Listrik Setahun Belakangan
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Pegiat Otomotif Fitra Eri dalam Forum Diskusi Salemba 66, Sabtu (20/11/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat Otomotif Fitra Eri membagikan pengalaman mengendarai mobil listrik selama satu tahun.

Mobil listrik dinilai Fitra menyenangkan, dan diharapkannya dapat populer di Indonesia.

Fitra cerita mengenal mobil listrik sejak 2013 lalu.

Saat itu, ia terkejut ada mobil tanpa suara dan tanpa getaran.

Meski sudah tertarik sejak lama, Fitra baru beli mobil listrik pada tahun lalu.

"Beli mobil 2020, Hyundai memasukkan mobil listrik yang harganya terjangkau," ujar Fitra dalam Forum Diskusi Salemba 66, Sabtu (20/11/2021).

Baca juga: Sampai Hari Ini Mobil Listrik Nissan Leaf dan Kicks E-Power Bukukan 200 SPK

Eks pembalap nasional itu, mengungkapkan alasan di balik minatnya memiliki mobil listrik.

Berita Rekomendasi

Fitra mengaku penasaran dengan mobil listrik.

Ia ingin membuktikan apakah layak mobil listrik menggantikan mobil dengan bahan bakar bensin.

"Dalam setahun ini, mobil listrik lah yang sering saya pakai. Karena praktis, tidak perlu ke SPBU. Isi listrik bisa di rumah, tinggal malam colok, paling pagi penuh. Biaya listrik saya mengeluarkan operasional cost yaitu listrik hanya 20 persen, dibandingkan beli bensin," ucap Fitra.

Fitra mengaku 'suka' mengendarai mobil listrik.

Namun, ia pesimis mobil listrik bisa diterima masyarakat banyak.

Alasannya, yakni sulit mengimbau masyarakat membeli mobil listrik karena isu lingkungan.

"Kalau ada pasti sedikit. Karena ujung-ujungnya pasti perhitungan ekonomi," tutur Fitra.

Baca juga: Kejar Zero Carbon 2060, Dibutuhkan Percepatan Kendaraan Listrik

Fitra menilik dari Norwegia. Di sana 9 dari 10 mobil baru yang dibeli masyarakat adalah mobil listrik.

Sebab, didukung oleh regulasi pemerintah, yang membuat harga mobil listrik tidak berbeda jauh dengan mobil biasa. Belum lagi regulasi, peringanan pajak.

"Kemudian untuk mobil dikenakan tax polusi akhirnya masyarakat beli mobil listrik. Mereka berhitung cost ownership lebih rendah. Kalau kita mau mobil listrik diterima pasar, memang harus menarik dari segi ekonomi tidak bisa mengedepankan ramah lingkungan," imbuh Fitra.

Menurut Fitra, apakah mobil listrik laris atau tidak bergantung regulasi, bagaimana pemerintah membuat harga listrik terjangkau.

Kemudian, ditambah dengan keringanan-keringanan melalui insentif yang diberikan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas