Pajak Mobil LCGC Berpeluang Naik, Toyota: Bisa Berimbas ke Harga Jual dan Besaran Cicilan
ajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atas mobil berjenis Low Cost Green Car (LCGC) sejatinya harus mulai dikenakan per 16 Oktober 2021 lalu.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Dimas Andi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atas mobil berjenis Low Cost Green Car (LCGC) atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) sejatinya harus sudah mulai dikenakan per 16 Oktober 2021 lalu.
Pengenaan PPnBM untuk LCGC tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No 74 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas PP No 73 Tahun 2019.
Di regulasi terbaru tersebut, mobil LCGC mendapat pajak 3% atau tak lagi memperoleh keistimewaan pajak 0 persen.
Namun karena ada Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 1737 Tahun 2021, mobil LCGC masih termasuk dalam daftar penerima insentif PPnBM 100 persen.
Dengan begitu, harga mobil LCGC masih sama seperti sebelumnya hingga Desember 2021.
Menanggapi hal tersebut, Vice President PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menyampaikan, pengenaan pajak pada mobil LCGC sesuai PP No 74/2021 diperkirakan akan mempengaruhi harga jual mobil tersebut bagi konsumen ritel.
Baca juga: Pajak LCGC Mengalami Penyesuaian, Harga Agya dan Calya Bakal Naik?
Dari situ, perubahan harga juga akan mempengaruhi sistem pembayaran, cicilan, dan sebagainya.
Namun dia belum bisa menyebut besaran potensi perubahan harga jual mobil LCGC Toyota seiring dengan adanya aturan pajak terbaru, termasuk efeknya terhadap penjualan mobil LCGC ke depannya.
Baca juga: Ada Relaksasi PPnBM 0 Persen dan Diskon, Benarkah Harga Low MPV Bisa Semurah LCGC?
“Mungkin dampaknya baru bisa terlihat setelah berjalan,” imbuhnya, Rabu (15/12/2021).
Terlepas dari itu, Henry menilai pasar mobil LCGC sebenarnya tumbuh cukup baik sepanjang 2021 berjalan.
Penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil LCGC Toyota Calya tercatat sebesar 32.000 unit di periode Januari – November 2021, atau lebih tinggi dibadingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebanyak 21.000 unit.
Baca juga: Daimler Segera Luncurkan Truk Axor Euro 4 Berteknologi SCR di Indonesia, Ini Lima Keunggulannya
Begitu pula dengan penjualan wholesales Toyota Agya yang di periode Januari – November 2021 telah mencapai 15.000 unit.
Sedangkan di periode Januari – November 2020, Toyota Agya terjual sebanyak 11.000 unit.
Pihak TAM tetap berupaya memberikan produk dan layanan yang sesuai dan bernilai sebagai langkah antisipasi pengenaan pajak terhadap mobil LCGC.
“Penyesuaian pada harga harus bisa sejalan dengan perubahan atau peningkatan yang cocok pada mobil LCGC. Kami juga pastikan untuk bisa memberikan layanan yang pas kepada pelanggan,” ungkap Henry.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil LCGC secara nasional berada di level 133.258 unit di periode Januari – November 2021. Angka tersebut lebih tinggi 27,33% (yoy) dibandingkan penjualan mobil LCGC di periode Januari – November 2020 sebesar 104.650 unit.