Dipastikan Tidak Naik, Harga Pertalite Masih Lebih Murah Dibandingkan BBM Sejenis
PT Pertamina (Persero) menaikkan harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) per 3 Maret 2022
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas naiknya harga minyak mentah dunia, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) per 3 Maret 2022.
BBM yang mengalami kenaikan adalah jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Namun, jenis Pertamax dan Pertalite tidak mengalami kenaikan harga.
Pertamina diketahui menjual harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dengan real octane number (RON) 90 di SPBU jauh lebih murah ketimbang BBM RON serupa yang dijual oleh badan usaha lain. Hingga saat ini, harga jual Pertalite Rp7.650 hingga Rp 8.000 per liter (berdasarkan lokasi).
Harga jual Pertalite jauh lebih murah daripada harga BP 90 yang dijual di SPBU BP-AKR sebesar Rp11.990 per liter. Pertalite juga lebih terjangkau harganya ketimbang Revvo 90, produk BBM yang dijual Vivo, yaitu Rp8.900 per liter.
Shell sejak Januari 2022 tidak lagi menjual Shell Regular yang memiliki RON 90. SPBU asal Belanda itu hanya memasarkan Shell Super (RON 92) hingga Shell V-Power Nitro + (RON 98).
Baca juga: Harga Pertalite Ditahan meski Harga Minyak Mentah Melambung, Ini Kata Pengamat
Produk BBM RON tinggi itu, sama seperti produk dari BP-AKR dan Vivo, harganya jauh lebih tinggi dari produk BBM RON serupa yang dijual Pertamina.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mulyanto, mengapresiasi langkah pemerintah yang berupaya mempertahankan harga jual Pertalite kendati harga minyak dunia terus naik dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Pertamina Tetap Jual Pertalite di Tahun 2022
“Kita harus menjaga harga Pertalite ini stabil karena mayoritas pengguna kendaraan adalah BBM jenis ini,” ujarnya, Selasa (8/2/2022).
Menurut dia, kenaikan harga Pertalite dapat menaikkan harga barang-barang yang lain, memicu inflasi, dan membuat daya beli masyarakat yang sudah lemah karena pandemi akan semakin lemah.
Baca juga: Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Naik, Berikut Daftar Lengkapnya
“Penerimaan dari ekspor batubara, CPO, tembaga, nikel dan lain-lain, semoga cukup untuk menahan kenaikan dari impor BBM tersebut,” ujarnya.
Mulyanto mendukung bila pemasaran Pertalite diperluas, menjangkau seluruh kawasan di Tanah Air. Apalagi Pertamina memiliki SPBU lebih dari 6.000 unit.
Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna, dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu, menyebutkan harga Pertalite dalam waktu lima hingga enam bulan tidak akan naik kendati harga jual Pertalite saat ini lebih rendah jika dibandingkan nilai keekonomiannya.
Baca juga: Anggota DPR: Pemulihan Ekonomi Bakal Gagal Jika Pemerintah Naikkan Harga BBM Bersubsidi
Kebijakan menahan harga jual Pertalite merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan Pertamina dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih tertekan akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan pokok.
Sebelumnya, pada awal Maret 2022, harga sejumlah jenis BBM yang dijual di SPBU Pertamina yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami penyesuaian harga mengikuti naiknya harga minyak mentah dunia.
Namun, harga Pertalite dan Pertamax masih tetap, yaitu masing-masing Rp 7.650 per liter dan Rp9.000 per liter.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Commercial & Trading Pertamina Irto P Gintings, mengatakan Pertalite terakhir dilakukan penyesuaian harga tiga tahun lalu, yaitu pada Januari 2019.
Selama pandemi dan hingga masa pemulihan ketika harga minyak telah naik, belum ada penyesuaian harga kembali untuk Pertalite.
Hingga Januari 2022, porsi konsumsi Pertalite sekitar 52 persen dari total konsumsi BBM nasional.
Sedangkan porsi BBM lainnya (Pertamax Series dan Dex Series) sekitar 13 persen yang merupakan BBM yang tidak disubsidi dan tidak dikompensasi.