Subsidi untuk Kendaraan Listrik Dicabut, Pemerintah Jerman Diprotes Pabrikan Otomotif
Berhentinya subsidi dan turunnya insentif kendaraan hibrida di Jerman terjadi lantaran penurunan daya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, , BERLIN - Kementerian ekonomi Jerman mengumumkan rencananya untuk mengakhiri semua subsidi untuk kendaraan hibrida plug-in pada akhir tahun 2022 mendatang.
Dengan kebijakan tersebut nantinya subsidi kendaraan hibrida plug-in sebesar 4.863 dolar AS akan dihapus secara permanen. Selain kebijakan tersebut, pemerintah Jerman juga berencana untuk memangkas insentif hingga 33 persen.
Dimana awalnya insentif diberikan sebesar 6.485 dolar AS kepada para pemilik baru kendaraan hibrida plug-in, namun karena pemotongan tersebuti insentif yang akan di terima pemilik kendaraan PHEVs akan turun menjadi 4.323 dolar AS, dilansir Carscoops.
Baca juga: Mudik Gunakan Mobil Listrik Bebas Ganjil Genap di Tol, Bagaimana Kesiapan Infrastruktur SPKLU?
Berhentinya subsidi dan turunnya insentif kendaraan hibrida di Jerman terjadi lantaran adanya penurunan daya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik tenaga baterai ramah lingkungan.
Hal inilah yang kemudian membuat menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck berpendapat bahwa PHEV atau plug-in hybrid yang ada dipasarkan kini tidak lagi membutuhkan tambahan insentif dari pemerintah.
Munculnya kabar ini lantas mendapat banyak kritikan dan kecaman dari pabrikan otomotif dunia. Bahkan Federasi Industri Kendaraan Jerman (VDA) juga mengecam adanya rencana dari pemerintah, kepala lobi VDA, Hildegard Mueller menyebut bahwa kehadiran kendaraan plug-in hybrid (PHEV) dianggap sebagai cikal bakal dari munculnya mobilitas listrik.
Dengan menghapus subsidi tentunya hal ini dapat memicu ancaman pada peningkatan mobilitas listrik dan mengabaikan realitas konsumen di Jerman.
Meski hingga saat ini pemerintah belum mengesahkan kebijakan baru ini, namun adanya rencana penghentian subsidi dan insentif, sejalan dengan rencana pemerintah Jerman yang ingin memperluas penggunaan tenaga surya dan angin dalam kendaraan di negaranya.
Baca juga: Rangkul Komunitas Motor Listrik, BRINS Tingkatkan Literasi Asuransi ke Generasi Milenial
Terlebih penggunaan tenaga alam ini dianggap jauh lebih ramah lingkungan ketimbang plug-in hybrid (PHEV).
Menteri Robert Habeck menyebut dengan fokus memberikan dukungan terhadap mobil elektrik, nantinya Jerman tak hanya dapat menghemat pengeluaran negara namun pihaknya juga dapat menciptakan perlindungan iklim di masa depan.