Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Rogoh Kantong Sendiri, Pelajar SMK Ikut Ramaikan Yamaha Sunday Race 2022 Sentul

Partisipasi para pelajar SMK di arena balap ini sekaligus untuk memfasilitasi minat siswa kejuruan jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor(TBSM).

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rogoh Kantong Sendiri, Pelajar SMK Ikut Ramaikan Yamaha Sunday Race 2022 Sentul
Tribun Network/Willy Widianto
Persiapan SMK Walang Jaya menjelang balapan Idemitsu bLu cRu Yamaha Sunday Race di Sentul International Circuit, Bogor, Jawa Barat, Minggu(19/6/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Willy Widianto 
 
 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajang balap Idemitsu bLu cRu Yamaha Sunday Race di Sentul International Circuit, Bogor, Jawa Barat, kembali digelar hari ini setelah dua tahun vakum akibat pandemi covid-19.

Ajang ini jadi wadah untuk pebalap profesional atau komunitas. Salah satu yang menarik perhatian adalah ikutnya pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Walang Jaya asal Plumpang, Jakarta Utara.

Kepala Yayasan SMK Walang Jaya, Aji Wisnugroho mengatakan dalam balapan kali ini mereka turun di dua kelas yakni kelas R15 Com A dan R25 Com Pro.

Partisipasi para pelajar SMK di arena balap ini sekaligus untuk memfasilitasi minat siswa kejuruan jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM).

Untuk membeli sepeda motornya pun lanjut Aji dengan biaya mandiri karena terpacu menjadi juara di ajang balap sebelumnya.

"Berapa kali juara 2019 endurance mengalahakan Yamaha Racing kita terpacu jadi SMK bukan hanya sekolahan ada motor kita beli full rakitan biaya mandiri," ujar Aji saat berbincang di Sirkuit International Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu(19/6/2022).

Ketika ditanya berapa biaya untuk membeli dua sepeda motor, Aji menyebut jumlahnya sampai ratusan juta. Komponen paling mahal adalah bagian elektrikal.

Berita Rekomendasi

"Yang paling mahal itu elektrikal, ya kurang lebih sampai 200(jutaan)," kata Aji.

Baca juga: Balapan Idemitsu bLU cRU Yamaha Sunday Race Digelar Akhir Pekan Ini

Aji mengatakan tim balap mempunyai dua pebalap. Satu pebalap kontrak dan satunya lagi karyawan alias staff dari SMK Walang Jaya, sedangkan mekanik berasal dari siswa aktif dan siswa yang sudah lulus.

Para siswa aktif lanjutnya dikerahkan sepenuhnya sebagai mekanik untuk bongkar pasang rakit sepeda motor.

Mereka rata-rata adalah kelas 10 dan 11 dan diklaim Aji tidak bingung menangani ajang balapan seperti sekarang ini karena sudah terbiasa juga melakukan merakit, merawat dan menyetel mesin motor balap.

Baca juga: Racer Balap Liar Ditantang Adu Nyali di Fastron Street Race Cikarang

"Mekanik tidak ada kesulitan lulusan dari kami ikut ajang balapan Asia. Area pit Bogor juga banyak mandu adik-adik kelas kami. Sudah tidak bingung," kata Aji.

Menurut Aji, awalnya SMK Walang Jaya mengikuti ajang balap drag race. Baru pada tahun 2018 mereka ikut ajang balap profesional nasional di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Saat ini jumlah siswa SMK Walang Jaya ada 1700, mereka juga mendapat dukungan dari pabrikan Yamaha.

Lalu, bagaimana caranya agar bisa menjadi siswa SMK di Walang Jaya? Aji menyebut siswa tinggal mendaftar dan dikenai biaya Rp 4,8 juta untuk SMK dan Rp 3 juta untuk SMEA.

Untuk bayaran SPP tiap bulannya sebesar Rp 530 ribu per bulan. "Ada beasiswa juga, jadi kalau ada siswa jadi pebalap atau mekanik dan berprestasi digratiskan biaya sekolahnya," kata Aji.

Sementara itu Head Mechanic SMK Walang Jaya, Dika menjelaskan karena banyak siswa SMK yang terlibat membongkar pasang motor, bodi dan mesinnya saat ajang balapan maka pengawasan harus diperketat.

Sebab, kata Dika mereka mayoritas belum berpengalaman melakukan kerja saat event adu balap profesional.

"Dia kan secara basic enggak pernah bongkar motor harus diawasi selalu cek mereka pun sudah paham urutan. Keluar trek masuk trek, secara mesin saya develop," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas