Investigator Senior KNKT: 80 Persen Kasus Rem Blong Bus dan Truk karena Faktor Manusia
KNKT menyatakan, 80 persen kasus-kasus kecelakaan rem blong kendaraan roda empat yang melibatkan bus dan truk di Indonesia dipicu oleh faktor manusia.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Investigator senior Komini Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, 80 persen kasus-kasus kecelakaan rem blong kendaraan roda empat yang melibatkan bus dan truk di Indonesia dipicu oleh faktor manusia.
"Sebanyak 80 persen kasus rem blong disebabkan oleh faktor manusia begitu juga kasus rem blong di bus dan truk terjadi karena faktor human error. Safety culture atau budaya keselamatan rendah," ujar Ahmad Wildan di acara Diskusi Panel Hino Peduli Keselamatan Berkendara di pameran otomotif GIIAS 2022, Rabu, 17 Agustus 2022.
Dia mengatakan, dalam banyak kasus kecelakaan rem blong, berdasar hasil investigasi KNKT, banyak pengemudi tidak terampil dalam membawa kendaraannya.
Selain itu, juga ditemukan pengemudi yang tidak memahami karakter dan teknologi di kendaraannya, misalnya cara menggunakan teknologi pengereman pada injury.
"Sopir salah mengemudikan kendaraan, salah mengenali medan, ada juga yang salah mengikat muatan. Kasus kecelakaan di Alas Roban, ada truk muat gulungan, ikatannya tidak kuat. Truk membawa anak punk di bak bagian depan, mereka langsung meninggal karena terlindas gulungan (yang lepas)," Ahmad Wildan mencontohkan.
Baca juga: Fakta Viral Video Truk Ugal-ugalan di Bandar Lampung, Ternyata Alami Rem Blong hingga Tabrak 2 Motor
Contoh lainnya kecelakaan fatal truk di Rajapolah, Tasikmalaya, yang diinvestigasi KNKT. "Truk mengalami kecelakaan karena pengemudi mengantuk setelah minum obat flu," kata dia.
Bus STJ (Sudiro Tungga Jaya) di tol Pemalang, kita tanya ke pengemudi truknya, kenapa truk tiba-tiba ke kanan, ternyata pengemudi truk mengemudikan kendaraan setelah minum Paramex. Tiga tablet diminum, sisa satu tablet belum diminum," ujar Ahmad Wildan.
Baca juga: Truk Rem Blong di Turunan di Kotabaru, Menewaskan 2 Pengendara Sepeda Motor
Dia membeberkan, banyak kasus kecelakaan kendaraan roda empat selama ini karena tidak dimilikinya safety culture karena pengemudi tidak memiliki pengetahuan tentang pemahaman terhadap risiko di jalan.
"Tanpa menjalani training, driver tidak akan bisa memahami risiko-risiko di jalan," ujarnya.
Kecelakaan bus Transjakarta dan truk-truk Patra Niaga Pertamian kecelakaan sering kali terjadi karena blank spot. Makanya saya senang Hino di HTSCC mengajarkan tentang blank spot ke pengemudi," ungkapnya.
Pieter Andre, Training Division Head PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) mengatakan, Hino Indonesia saat ini mengelola Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat.
Baca juga: Detik-detik Bus Laju Prima Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Km 92, Diduga Alami Rem Blong
"HtSCC dibangun untuk memberikan pelatihan kepada pengemudi untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya. Juga untuk melatih melalui Hino Smart driving untuk Hino300 dan Hino500 series dan bus Hino," ujarnya.
"Di HTSCC kita mengajarkan pengemudi truk agar memahami karakter kendaraan seperti pada truk Hino Euro 4 karakternya berbeda dari model sebelumnya. Training center ini juga mengajari driver bersikap profesional saat layani klien, serta mengajarkan juga pemeriksaan harian kendaraan," bebernya.
Pelatihan lainnya adalah skill safety driving, berkendara baik dan benar serta ekonomis.
Setiap bulan ada pelatihan di HTSCC.
"Tempat ini juga memberikan pelatihan untuk trainer (ToT). HTSCC juga jadi tempat untuk uji sertifikasi untuk angkutan B3 dari BNSP dan Kementerian Perhubungan," ujar Pieter Andre.