Harga BBM Naik Nggak Bikin Ketar-ketir, Isuzu Berikan Enam Tips Berkendara Eco Driving
Banyak hal yang bisa menunjang untuk berkendara agar lebih hemat BBM atau eco driving, diantaranya gaya berkendara pengemudi.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
![Harga BBM Naik Nggak Bikin Ketar-ketir, Isuzu Berikan Enam Tips Berkendara Eco Driving](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/acara-isuzu-driving-experience-2022.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada semua sektor industri, terutama pada operasional perusahaan.
Sebagai catatan, hampir setengah dari biaya operasional merupakan pengeluaran untuk pembelian BBM.
Pada 3 September 2022, pemerintah resmi menaikkan harga Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, terjadi kenaikan Rp 2.350. Sementara solar naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 atau selisih Rp 1.650.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Anjlok, Pemerintah Diminta Bersikap Adil dengan Turunkan Harga BBM Subsidi
Guna membantu konsumen menekan biaya operasional, Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyelenggarakan "Isuzu Driving Experience 2022" di Isuzu Centre Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).
Technical Product Support Division Head Isuzu Astra Motor Indonesia Beny Dwyanto, mengatakan naiknya harga BBM tidak bisa kita hindari, karena dinamika ekonomi global dan juga cadangan BBM yang berasal dari fosil mulai menipis, akhirnya banyak energi lain mulai digunakan.
"Ini dampaknya sangat serius terhadap BBM, apalagi bisnis di transportasi. Isuzu Driving Experience hadir untuk memberikan pengetahuan penggunaan BBM yang lebih efisien. Jadi acara ini juga dikenal sebagai Eco Driving. Dikesempatan ini juga Isuzu sedang gencar melakukan edukasi mengenai emisi gas buang. Berbekal teknologi Euro 4, Isuzu ada teknologi Common Rail yang dapat menjawab tantangan-tantangan untuk mengurangi emisi gas buang yang menjadi konsen besar pemerintah. Edukasi ini tidak bisa kita lakukan sendiri, jadi kami bekerja sama dengan berbagai media untuk mengedukasi," terang Beny saat membuka acara, Kamis (6/10/2022).
Banyak hal yang bisa menunjang untuk berkendara agar lebih hemat BBM atau eco driving, diantaranya gaya berkendara pengemudi.
Baca juga: Cari Mobil Bekas dengan Harga Rp 60 Jutaan, Isuzu Panther Keluaran Tahun 2001 Bisa Jadi Pilihan
"Setidaknya terdapat enam hal yang perlu diperhatikan pada gaya berkendara pengemudi agar penggunaan solar bisa lebih hemat, yakni jaga kecepatan, jaga RPM mesin, memaksimalkan gigi tinggi, menjaga kecepatan konstan, efektivitas engine brake dan idling, seperti dijelaskan dalam materi pengajaran Isuzu bagi para pengemudi berdasarkan tes 1 km di jalur lurus," tutur Technical Training Team PT Isuzu Astra Motor Indonesia Thomas Wijanarka.
Secara singkat, berikut penjelasan Isuzu:
1. Jaga Kecepatan
Perlu diketahui, dalam kinerja mesin sebuah kendaraan terutama di Isuzu, kecepatan 80 km/jam adalah kecepatan yang ideal, utamanya di jalan tol yang memungkinkan kecepatan tersebut.
Jika dikomparasikan, kecepatan 80 km/jam setara 6,7 km per-liter, sedangkan 90 km/jam setara 6,1 km per liter, dan 100 km/jam setara 5,4 km per liter.
2. Jaga RPM
Dalam hal menjaga RPM atau putaran mesin, cenderung menginjak pedal setengah bisa lebih menghemat solar dibanding injak hingga mentok.
Baca juga: Isuzu Dukung Perusahaan Logistik Meroket di Tengah Perkembangan Tren Belanja Online
Demikian pula dengan RPM seperti pada keterangan di spidometer. RPM 1.000-2.000 (zona hijau di spidometer) adalah kategori hemat, sedangkan RPM 3.000 ke atas (zona merah) akan jauh lebih boros.
3. Maksimalkan Gigi Tinggi
Maksimalkan gigi tinggi (4, 5, dan 6) juga membuat kendaraan lebih hemat solar dibandingkan cenderung di gigi 3 ke bawah.
Sebab, dengan RPM yang sama, laju mobil menjadi lebih jauh. Menurut catatan Isuzu, cenderung memanfaatkan gigi 6 bisa meraih 10,6 km per liter dibandingkan cenderung di gigi 4 (6,7 km per liter).
4. Jaga Kecepatan Konstan
Kecepatan yang konstan berarti RPM juga konstan. Dengan menjaga kecepatan konstan, maka RPM tidak naik turun dan bisa menghasilkan efisiensi solar 6,7 km per-liter.
Jika kita tidak konstan dalam kecepatan, maka hasilnya bisa di 6,1 km per liter, atau bahkan 5,5 km per-liter.
Baca juga: Isuzu Ingatkan Kendaraan Niaga Harus Lengkapi Peranti Keselamatan Berkendara
Sebagai contoh, terkadang pengemudi berakselerasi lalu melambatkan laju dengan mengaktifkan exhaust braking atau rem knalpot.
Rem knalpot memang berperan untuk meminimalkan beban rem cakram ataupun tromol pada roda. Namun, mengandalkannya karena kita kerap berakselerasi tiba-tiba sama saja membuang solar karena daya tertahan dalam pengereman.
5. Pengereman
Pengereman yang berarti terjadi pengurangan kecepatan atau deselerasi juga berpengaruh pada efisiensi solar.
Triknya adalah menghindari pengereman secara tiba-tiba walaupun sebenarnya pengemudi bisa memperhitungkan dan sadar bahwa kendaraan sudah harus stop pada jarak tertentu.
Akan lebih efisien jika pengemudi sedari awal pelambatan kendaraan sudah menggunakan engine brake atau pengereman mesin, contohnya dalam 300 meter menuju jarak yang ditentukan.
Perbandingannya, jika melaju dan rem tiba-tiba bisa membuang 24,1 cc solar, pelambatan dengan engine brake dalam 300 meter menuju titik stop hanya menghabiskan 0,8 cc solar.
Baca juga: Isuzu Dukung Perusahaan Logistik Meroket di Tengah Perkembangan Tren Belanja Online
6. Mesin Menyala Saat Diam
Hindari mesin menyala saat diam. Misalnya saja, saat penurunan barang dalam jumlah kecil, sekadar urusan administrasi, dan lainnya yang mungkin terbilang remeh secara waktu. Sebab, saat itu, sudah pasti solar terbuang percuma.
Namun jika hal ini dilakukan secara sering, tentu efeknya akan berpengaruh pada total efisiensi solar.
Di luar gaya berkendara dalam menunjang eco driving, Isuzu sendiri sudah terkenal akan efisiensi bahan bakarnya.
Terlebih lagi, di mesin terbaru seperti pada Isuzu Elf, performa mesin meningkat bahkan hanya dengan RPM yang lebih kecil dari sebelumnya.
Baca juga: Tingkatkan Penjualan, Isuzu Perkuat Layanan Purna Jual dengan Hadirkan Part Depo
Isuzu NLR truk ringan 4 ban misalnya. Jika sebelumnya berdaya 100 PS pada 3.400 rpm, kini ia menggunakan mesin 4JJ1-TCC berdaya 120 PS pada 2.600 rpm saja.
Adapun Isuzu Elf NMR tipe 6 ban jika sebelumnya 125 PS pada 2.900 rpm kini menggunakan mesin 4HL1-TCS berdaya 150 PS pada 2.600 rpm saja. Jadi, kombinasikan trik eco driving dengan kendaraan yang juga hemat solar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.