Mitsubishi Colt L300 Kian Kompetitif, Hal Ini Bikin Bisnis Konsumen Makin Untung
Kendaraan ini telah mendukung berbagai usaha masyarakat di Indonesia, mulai dari bidang pertanian, logistik, perikanan hingga perkebunan.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Bukan sekadar nama, Mitsubishi Colt L300 telah menjadi legenda di Indonesia di segmen kendaraan komersial. Mobil ini hadir pertama kali di Jepang pada 1979, dua tahun berikutnya baru mengaspal di Indonesia.
Kendaraan ini telah mendukung berbagai usaha masyarakat di Indonesia, mulai dari bidang pertanian, logistik, perikanan hingga perkebunan.
Bersamaan dengan penerapan regulasi standar emisi Euro 4, Mitsubishi Indonesia juga memberikan penyegaran pada mesin, fitur, dimensi dan tampilan Colt L300.
Baca juga: Truk Listrik Fuso eCanter Generasi Baru Resmi Diluncurkan
Dari segi performa, L300 terbaru tentunya lebih ramah lingkungan dengan mengandalkan mesin standar Euro 4, berkode 4N14 common rail dengan turbo charger sistem VGT dengan kapasitas silinder 2.200 cc.
Jantung pacu ini menawarkan getaran mesin yang lebih halus dan mampu menghasilkan tenaga 99,25 PS (73 kW) pada 3.500 rpm dan torsi maksimal 20,4 kg.m (200 Nm) pada 1000 - 3500 rpm.
Berkat mesin ini, dapat menciptakan akselerasi yang lebih baik, lebih handal di tanjakan dan memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih irit.
Baca juga: Mobil Berbasis BBM Stop Produksi pada 2035, Mitsubishi: Kami Siapkan Kendaraan Sesuai Peraturan
Dimensi Mobil Mitsubishi Colt L300 Flat Deck Euro 4 adalah panjang 4370 mm, lebar 1700 mm dan tinggi 1985 mm. Dimensi Bak L300 Euro 4 (Ukuran Dalam) dengan panjang 2630 mm, lebar 1600 mm dan tinggi 310 mm.
Banyak konsumen yang mengakui keunggulan L300 teraru tersebut, seperti bak yang lebih besar, sehingga bisa memuat banyak barang.
Ini dapat dimanfaatkan untuk mengangkut motor-motor baru yang dikirim ke konsumen, seperti yang dirasakan oleh Desi dari dealer motor Astonsido Kedaton Motor Dan Indrus dari dealer motor Alfascorpii, Pekanbaru, Riau.
"Kita pakai L300 dari tahun 2000-an dari satu dealer di Pekanbaru. Sekarang kita sudah punya dealer di Palawan, Biak, Kampar dan di Medan. Jadi kendaraan operasional yang kita pakai adalah L300," tutur Desi.
Baca juga: Toyota Gazoo Sabet Gelar Juara Nasional di 4 Kejurnas Slalom 2022
Senada dengan Desi, Idrus yang merupakan perwakilan dealer motor Alfascorpii, Pekanbaru, Riau, menyampaikan sejak memulai operasional Alfascorpii perusahaan telah menggunakan L300.
"Memang seratus persen armada yang digunakan untuk canvasing dan delivery menggunakan L300. Jadi yang tadi kenapa kita pakai L300, karena kuat sekali. Khusus Riau daratan ini luas sekali. Cabang kita di Ujung Batu, pakai terus L300. Untuk L300 Euro 4 ini menurut saya ada beberapa kelebihan. Yang pertama yang menyangkut dengan bisnis kami, secara bak-nya lebih lebar. Saya tadi berpikir untuk L300 yang lama sudah bisa angkut 3-4 unit motor. Dengan yang baru, dengan bak ini bisa 4-5 unit," ungkap Idrus.
Idrus menambahkan, meski mesin sedikit turun namun tenaga yang dihasilkan semakin tinggi, sehingga membuat makin percaya diri memakai untuk kebutuhan usaha.
"Secara cost operational ini akan menguntungkan karena cc mesinnya rendah, tenaganya naik tapi torsi sama. Ini bisa hemat biaya lagi. Saat ini kita punya 40-an unit yang lama. Sekarang kita beli lagi yang beli baru tapi memang belum keluar," jelasnya.
Desi menambahkan pihaknya akan melakukan peremajaan L300 dan harga jual kembali L300 tidak terlalu turun.
Baca juga: 7.011 Unit Mobil Mitsubishi Berhasil Dikirimkan ke Konsumen Sepanjang September 2022
"Itu satu kelebihan L300, mudah dicari banyak orang, banyak yang antre beli. Harga aftersales-nya juga tidak mahal. Baknya mobil kita bak rata, motor yang gede itu muat. Yang kecil bisa lima, yang besar empat unit khusus motorsport. Itu membantu sekali buat operasional kita. Ki lihat ini keuntungannya. Maka kami pesan lagi," ucapnya.
Director of Sales Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Tetsuro Tsuchida, menyebut model baru banyak anggapan semuanya serba baru, namun untuk yang satu ini karena sudah dikenal 40 tahun dan dicintai konsumen, MMKSI tanya apa yang boleh dirubah dan apa yang tidak bioleh dirubah.
"Yang masuk perhatian konsumen adalah biaya perawatan, mereka tidak mau khawatir soal biaya perawatan, sehingga dalam development sudah kami pikirkan sampai sejauh itu. Separuh suku cadang dari model baru ini sama dengan model sebelumnya. Sisa-sisanya juga tidak banyak jauh berbeda dengan model lama. Secara tipikal untuk perawatan Euro 2 dan Euro 4 apakah berbeda sekali? Sebenarnya tidak. Pada intinya yang diragukan itu tidak perlu khawatir karena tidak berbeda," ungkap Tsuchida.