Tolak Kenaikan Upah Akibat Tingginya Inflasi, Audi Tawarkan Pembayaran Bebas Pajak Kepada Karyawan
Serikat pekerja menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 100 euro selama 30 bulan sebagai solusi sementara untuk membantu pekerja mengatasi inflasi.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Audi, produsen mobil yang berbasis di Jerman, telah menawarkan pembayaran bebas pajak satu kali kepada karyawan alih-alih menaikkan upah secara permanen sehubungan dengan tuntutan upah yang lebih tinggi dari karyawannya imbas melonjaknya inflasi.
Dikutip dari Reuters, Senin (31/10/2022) daya beli pekerja di Jerman telah terpukul, dengan inflasi harga konsumen sebesar 11,6 persen di bulan Oktober. Pengusaha, bagaimanapun, tidak melihat banyak ruang untuk kenaikan upah karena meningkatnya biaya material dan energi.
Pada Sabtu (29/11) serikat pekerja Jerman IG Metall telah menyerukan pemogokan guna menuntut kenaikan upah sebesar 8 persen untuk 3,8 juta karyawan di sektor industri logam dan listrik terbesar di negara itu.
Baca juga: Antisipasi Masa Krisis, Pemerintah Jepang akan Promosikan Kenaikan Upah Struktural
Serikat pekerja menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 100 euro selama 30 bulan sebagai solusi sementara untuk membantu pekerja mengatasi inflasi.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia Audi, Xavier Ros, mengatakan bahwa kenaikan inflasi yang berbanding lurus dengan naiknya upah akan membahayakan ekonomi dalam jangka panjang.
"Apa yang harus kita diskusikan adalah pertanyaan tentang seberapa berkelanjutan kenaikan upah yang signifikan ketika kita berbicara tentang masalah sementara," kata Ros.
Di samping itu, Audi yang juga merupakan anggota Volkswagen Group, bukanlah mitra langsung dalam negosiasi upah, tetapi mengadopsi hasil pembicaraan dalam kesepakatan upah kolektif.
"Situasinya sulit, dan itulah mengapa saya mengerti bahwa negosiasi ini lebih rumit dari biasanya," pungkas Ros.