Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

BBM Oktan Tinggi Nggak Melulu Bikin Performa Motor Maksimal, Ini Tips Pilih Bensin Tepat untuk Motor

Mengisi BBM untuk sepeda motor ternyata tidak bisa asal pilih. Penggunaan BBM yang tidak sesuai bisa berdampak bagi performa mesin.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in BBM Oktan Tinggi Nggak Melulu Bikin Performa Motor Maksimal, Ini Tips Pilih Bensin Tepat untuk Motor
SURYA/PURWANTO
Petugas mengisikan BBM jenis Pertalite di SPBU Jalan Bandung, Kota Malang, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sepeda motor ternyata tidak bisa asal pilih. Penggunaan BBM yang tidak sesuai bisa berdampak bagi performa mesin.

Saat ini, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) konsumen disajikan dengan berbagai pilihan BBM, mulai dari oktan 90 hingga 98.




Memilih BBM yang tepat untuk motor bisa membuat proses pembakaran di ruang mesin jadi lebih sempurna, yang berdampak pada panjangnya umur kendaraan.

Baca juga: Pakar Bicara Wacana Penurunan Harga BBM Bersubsidi

Oleh karenanya, pemilik sepeda motor wajib untuk mencari tahu jenis BBM apa yang tepat untuk spesifikasi kendaraan mereka.

Dikutip dari laman Astra Honda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli bahan bakar :

1. Kenali Rasio Kompresi Mesin

BERITA TERKAIT

Cara tepat memilih BBM yang sesuai dengan spesifikasi motor ialah melihat rasio kompresi mesinnya.

Angka rasio kompresi mesin sepeda motor biasanya dapat dilihat dalam Buku Pedoman Pemilik.

Semakin tinggi rasio kompresinya, maka dibutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang lebih tinggi.

Rasio Kompresi Mesin adalah rasio antara volume silinder dan ruang bakar ketika piston berada di titik mati bawah dengan volume ruang bakar saat piston berada di titik mati atas.

Misalnya, silinder dan ruang bakar dengan piston berada di titik mati bawah berisi 1.000 cc udara.

Ketika piston telah pindah ke titik mati atas, volume tersisa dalam kepala atau ruang bakar menjadi 100 cc, maka rasio kompresi akan proporsional digambarkan sebagai 1000:100, atau dengan pecahan pengurangan, rasio kompresi 10:1.

2. Perhatikan Oktan BBM

Nilai oktan bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane Number (RON).

Di Indonesia, RON yang tersedia berkisar 90 hingga 98. Nilai oktan merupakan angka yang menunjukan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.

Baca juga: Kapan Pembelian BBM Pertalite Dibatasi? Ini Kata Menteri ESDM dan Pertamina

Semakin tinggi nilai RON semakin besar tenaga yang dapat dihasilkan demikian pula semakin tinggi rasio kompresinya semakin besar tenaga yang dapat dihasilkan, sehingga rasio kompresinya yang tinggi tentunya memerlukan nilai RON yang tinggi pula.

Semakin tinggi nilai oktan berarti semakin tinggi pula ketahanan terhadap tekanan. Dengan kata lain, dibutuhkan tekanan lebih tinggi dan waktu lebih lama dalam proses pembakaran. Berlaku sebaliknya dengan bahan bakar oktan lebih rendah.

3. Efek BBM Tidak Sesuai

Menggunakan BBM tidak sesuai dengan spesifikasi mesin dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah seperti mesin mengelitik (knocking) dan penumpukan deposit sisa pembakaran yang tidak sempurna.

Jika terjadi terus menerus, sangat berpotensi menimbulkan kerusakan pada komponen mesin.

Misalnya penggunaan bensin oktan tinggi pada mesin kompresi rendah. Bensin dengan oktan tinggi membutuhkan tekanan lebih tinggi dan proses pembakaran lebih lama.

Baca juga: Daftar Harga BBM Pertamina Hari Ini, Minggu 22 Januari 2023, Pertalite, Solar, hingga Pertamax

Ini akan membuat mesin menjadi kesulitan membakar bensin dengan oktan yang lebih tinggi, akibatnya tenaga mesin akan kurang maksimal dan pastinya lebih boros dari sisi biaya.

Hal itu berlaku sebaliknya pada penggunaan bensin oktan rendah pada mesin berkompresi tinggi.

Ada kemungkinan bensin akan terbakar sebelum busi memercikkan api. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya knocking dan penumpukan deposit sisa pembakaran karena proses pembakaran tidak sempurna.

Artinya, penggunaan bensin dengan oktan tinggi tak membuat kerja mesin jadi lebih baik jika tak sesuai dengan spesifikasi mesinnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas