Sistem Produksi Rusak, Toyota Hentikan Operasional 12 Pabrik di Jepang
Produsen otomotif Toyota Motor Corp. menghentikan aktivitas produksi di 12 pabrik perakitan mobilnya di Jepang terhitung sejak Selasa (29/8/2023).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Produsen otomotif Toyota Motor Corp. menghentikan aktivitas produksi di 12 pabrik perakitan mobilnya di Jepang terhitung sejak Selasa (29/8/2023).
Dalam keterangan tertulisnya Toyota menjelaskan, penghentian operasional ke 12 pabrik yang ada di Jepang dilakukan karena ada kerusakan pada sistem produksi. Belum diketahui penyebab pasti dari masalah ini, namun akibat gangguan tersebut perusahaan tidak dapat memesan komponen dan bahan baku kendaraan.
“Toyota menghentikan operasi di 12 pabriknya mulai Selasa pagi, sementara dua pabrik lainnya masih beroperasi. Tim masih menyelidiki masalah ini namun gangguan kemungkinan besar bukan karena serangan siber,” jelas juru bicara Toyota.
Selain mengalami gangguan sistem, Toyota dan sejumlah pabrik di Jepang juga mengeluhkan banyaknya panggilan telepon iseng yang mengganggu. Sejumlah pihak menilai teror yang belakangan mengganggu Toyota dan pabrik besar di Jepang ada kaitannya dengan pelepasan air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik.
“Kami menghimbau agar perusahaan Jepang waspada, karena panggilan tersebut kemungkinan besar berasal dari China dan terkait dengan pelepasan air radioaktif,” ujar pemerintah Jepang dikutip dari Reuters.
Toyota belum bisa menjamin sampai kapan rantai logistik dan sistem produksi akan mengalami gangguan.
Baca juga: Baru Dibuka Bebas Turis China ke Jepang, Kemungkinan Akan Turun Drastis Akibat Air PLTN Fukushima
Namun imbas masalah ini dalam sehari pabrik Toyota gagal mengimpor 13.500 mobil ke pasar global. Selain itu dampak gangguan ini juga membuat saham Toyota anjlok 0,3 persen pada 2.429 yen di awal perdagangan Tokyo.
Baca juga: Jepang Klaim Tidak Ada Unsur Radioaktif dalam Makanan Laut Imbas Limbah Nuklir Fukushima
Gangguan rantai produksi seperti ini bukan kali pertama yang dialami Toyota.
Tahun 2022 lalu pabrik perakitan Toyota dilaporkan mandek beroperasi selama beberapa hari akibat serangan siber. Hingga 13.000 mobil Toyota gagal diproduksi dan diekspor ke pasar global.