Konversi Motor Listrik Masih Sepi Peminat, Banyak Yang Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya
Pemerintah telah memberikan bantuan insentif langsung sebesar Rp7 juta per unit untuk program konversi sepeda motor listrik berbasis baterai
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program konversi motor konvensional (berbasis energi fosil) menjadi motor listrik masih sepi peminat. Padahal Pemerintah menargetkan mampu mengkonversi setidaknya 50 ribu unit di 2023.
Direktur Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi mendorong gencarnya sosialisasi.
"Masih kecil (realisasi konversi), kita coba sosialisasikan," ucapnya saat ditemui di Gedung Balai Besar Pengujian Migas Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Baca juga: Serahkan 100 Motor Listrik Buatan dalam Negeri ke TNI & Polri, Menhan Ungkap Antusiasme Presiden
Dirinya melanjutkan, pada tahun ini, Pemerintah telah memberikan bantuan insentif langsung sebesar Rp7 juta per unit untuk program konversi sepeda motor listrik berbasis baterai, dengan harapan target 50 ribu unit sepeda motor BBM konversi mampu tercapai.
Sementara, pada tahun 2024, tragetnya meningkat menjadi 150 ribu unit.
Banyak Yang Mengundurkan Diri
Namun dalam upaya peralihan tersebut khususnya pada sistem konversi, terdapat beberapa halangan dan juga hambatan, salah satunya berasal dari segi infrastruktur.
Baterai atau Battery Pack merupakan salah satu infrastruktur utama dan penting dari sepeda motor listrik.
Akan tetapi, meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel (bahan baku baterai) terbesar di dunia, saat ini industri baterainya masih dalam upaya pengembangan produksi.
Sehingga belum cukup untuk memproduksi Battery Pack yang dibutuhkan dalam implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019.
Keadaan ini lalu membuat Pemerintah terpaksa untuk melakukan impor dari Battery Pack yang menjadikan harga baterai menjadi cukup tinggi.
Mengantisipasi keadaan tersebut, Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Bantuan Pemerintah pada konversi sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta per unit. Program ini awalnya mampu menarik minat masyarakat untuk mengonversi motornya.
Ketertarikan ini dapat dilihat melalui data Platform IT Konversi Motor Listrik dari Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE, dimana sebanyak 5.628 peserta telah mendaftar untuk melakukan konversi sepeda motor listrik.
Namun, berdasarkan data Kementerian ESDM, dari angka tersebut sebanyak kurang lebih 2.069 peserta telah mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
Pengunduran diri peserta dan juga rendahnya minat masyarakat terhadap konversi sepeda motor listrik ini disebabkan biaya yang dikeluarkan masih tergolong tinggi yakni dikisaran Rp8 juta per unit.
Sebagai informasi, biaya konversi motor listrik sekitar Rp15 juta per unit.
Baca juga: Serahkan 100 Motor Listrik Buatan dalam Negeri ke TNI & Polri, Menhan Ungkap Antusiasme Presiden
Yudo mengungkapkan, pemerintah terus mendorong dan juga terus berupaya dalam pencapaian Sustainable Developments Goal's untuk pengelolaan energi berkelanjutan dalam pencapaian energi bersih dan terjangkau serta dukungan terkait Perubahan Iklim.
"Penerapan kendaraan listrik di sektor transportasi merupakan salah satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah mengurangi emisi dalam gas rumah kaca serta mencapai tujuan tersebut," papar Yudo.
"Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai telah diamanatkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 dimana salah satunya diselenggarakan melalui percepatan pengembangan industri KBLBB dalam negeri dan penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk KBLBB," pungkasnya.