Mobil Listrik Berbasis Baterai Lebih Efisien Ketimbang Hidrogen
Yannes Martinus Pasaribu, membeberkan ada perbedaan yang mencolok antara BEV dan FCEV dalam hal efisien energi.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memakai berbagai macam teknologi ramah lingkungan untuk menciptakan kualitas udara lebih bersih menjadi fokus pemerintah.
Bukan hanya hybrid, plug in hybrid, Battery Electric Vehicle (BEV) bahkan Full Cell Electric Vehicle (FCEV) atau berbasis hidrogen juga terus didorong.
Namun yang menjadi pertanyaan antara BEV dan FCEV, manakah yang lebih efisien?
Baca juga: Ada Wall Charger di Setiap Pembelian Mobil Listrik Seres E1, Tinggal Colok di Rumah
Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, membeberkan ada perbedaan yang mencolok antara BEV dan FCEV dalam hal efisien energi.
"Terkait dengan efisiensi energi antara kendaraan listrik BEV dan kendaraan listrik bertenaga sel bahan bakar hidrogen (FCEV), terdapat perbedaan mencolok berdasarkan cara kedua sistem tersebut menyimpan dan menggunakan energi," tutur Yannes kepada Tribunnews.com, Selasa (14/11/2023).
Yannes menerangkan, BEV yang menggunakan baterai sebagai sumber energinya adalah sistem yang sangat efisien.
"BEV, mereka mampu mengkonversi sekitar 70-80 persen dari energi listrik yang disimpan di baterai menjadi daya untuk menggerakkan roda. Ini berarti bahwa sebagian besar energi yang diisi ke dalam baterai digunakan untuk tujuan mobilitas, dengan hanya sebagian kecil yang hilang sebagai panas selama proses konversi energi," jelasnya.
Sementara FCEV sebaliknya, mengonversi hidrogen menjadi listrik melalui sel bahan bakar. Efisiensi keseluruhan kendaraan ini berkisar dari 30-35 persen.
"Ini karena beberapa langkah yang terlibat dalam proses konversi energi. Pertama, produksi hidrogen, terutama melalui elektrolisis, tidak sepenuhnya efisien. Kemudian, ketika hidrogen dikonversi kembali menjadi listrik di dalam sel bahan bakar, ada kerugian energi lebih lanjut. Proses ini juga menghasilkan air sebagai produk sampingan. Jadi, dalam hal efisiensi energi murni, BEV jauh lebih unggul dibandingkan dengan FCEV karena tingkat konversi energi yang lebih tinggi dari sumber ke roda kendaraan," ungkap Yannes.
Baca juga: Pikat Warga Eropa, Tesla Tawarkan Mobil Listrik Harga Murah Harga Mulai Rp 400 Juta
Selanjutnya, menyoal biaya produksi hidrogen, khususnya yang bersumber dari energi terbarukan juga masih sangat mahal.
Belum lagi komponen penyimpan gas hidrogen bertekanan sampai dengan 200 ATM berbiaya tinggi.
"Yang jelas akan membuat harga kendaraan listrik berbasis hidrogen akan jauh lebih mahal lagi dibandingkan dengan harga BEV. BEV yang saat ini saja kita rasakan harganya lebih mahal 25-40 persen dari kendaraan berbasis BBM fosil untuk kelas yang sama," ucapnya.