Subsidi Konversi Motor Listrik Jadi Rp 10 Juta, Diprediksi Tak Bisa Capai Target hingga Akhir Tahun
Pemerintah menaikkan besaran subsidi konversi sepeda motor listrik dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta untuk menarik minat masyarakat. ini kata pengamat
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menaikkan besaran subsidi konversi sepeda motor listrik dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta untuk menarik minat masyarakat.
Pengamat Otomotif sekaligus Peneliti Teknik Tenaga Listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi, menyampaikan peningkatan nilai insentif ke Rp 10 juta mungkin akan sedikit meningkatkan minat.
"Terkait target konversi akhir tahun tampaknya masih akan sulit untuk dicapai. Karena prosedur maupun petunjuk pelaksanaannya di lapangan untuk kenaikan subsidi ini masih perlu disosialisasikan ke konsumen dan khususnya ke bengkel pelaksana konversi, yang tentu akan membutuhkan modal awal yang makin besar sebelum mendapatkan reimbursement dari pemerintah," tutur Agus kepada Tribunnews.com, Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Konversi Motor Listrik Masih Sepi Peminat, Banyak Yang Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya
Terkait hambatan program konversi, menurut Agus, terletak pada prosedur aplikasi, mekanisme reimbursement dan masih adanya keraguan di masyarakat menyoal hasil konversi dan aftersales-nya.
"Maksudnya masih ada keraguan pada masyarakat terkait kualitas dan keandalan hasil konversi, khususnya kualitas baterai yang merupakan komponen termahal, dibanding motor ICE sebelum dikonversi," terangnya.
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan evaluasi dan mempermudah proses verifikasi, serta menjamin kualitas dan ketersediaan baterai.
"Maka insentif perlu dialokasikan ke komponen baterai melalui big player seperti IBC yang mewakili pemerintah. Lalu untuk mempercepat memang perlu role model dari pemerintah pusat/daerah/BUMN/BUMD dengan mulai konversi motor operasional sebagai early adopter agar keyakinan dan ekosistemnya mulai tumbuh," jelas Agus.
Agus menambahkan, untuk mencapai target konversi 50.000 unit hingga akhir tahun meski besaran subsidi dinaikkan tetap akan sulit.
Baca juga: Program Konversi Motor Listrik Tak Laku, Target 50 Ribu hingga Akhir 2023 Baru Tercapai 4.500 Unit
"Memang agak berat karena waktunya relatif tinggal 1 bulan. Tapi kalau bisa memberdayakan SMK prodi otomotif, yang jumlahnya juga ribuan dari sekitar 14.000 prodi SMK di Indonesia, dengan pelatihan, pendampingan dan penyediaan komponen kunci, maka bisa dilakukan upaya untuk mendekati target, sekaligus penyiapan SDM untuk konversi dan pemeliharaannya ke depannya," ujar Agus.
Naik Jadi Rp 10 juta
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambah jumlah subsidi konversi sepeda motor berbahan bakar bensin ke listrik dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengungkapkan kenaikan subsidi konversi sepeda motor sudah diputuskan.
"Rp 10 juta yang diputusin untuk yang konversi. Mulai sekarang juga sudah jalan," tutur Arifin, Jumat (10/11/2023).
Pemerintah menetapkan target subsidi konversi sepeda motor menyasar sebanyak 50.000 unit kendaraan sejak April lalu.
Sayangnya, menurut data yang dimiliki Kementerian ESDM hingga Agustus 2023, pendaftaran konversi kendaraan roda dua baru mencapai 5.659 orang.
Sedangkan realisasi konversi hingga 16 Agustus 2023 baru mencapai sekitar 100 unit.
Angka ini tentu masih sangat kecil untuk mencapai target 50.000 unit hingga akhir tahun ini.
Dari jumlah tersebut, tipe motor Honda yang akan dikonversi memiliki porsi sebanyak 66 persen, Yamaha 29 persen, tipe lainnya 5 persen. Adapun, motor matic sebanyak 71 persen, manual 26 persen dan sport 3 persen.