Pemasok Suku Cadang Bakal Terimbas Negatif Jika Daihatsu Berhenti Produksi Terlalu Lama
Saat ini Daihatsu membeli suku cadang mobil langsung dari 423 pemasok lokal di Jepang.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Daihatsu Motor Co. akan menghentikan operasional pabrik perakitan mobil di Jepang untuk sementara waktu, dampak dari pemalsuan tes keselamatan.
Keputusan ini berdampak pada para pemasok suku cadang mobil yang telah bekerja sama dengan automaker berlogo "D" tersebut.
Menurut surat kabar Yomiuri Shimbun, sebuah perusahaan suku cadang mobil di Prefektur Okayama diberitahu dari Daihatsu pada Rabu lalu bahwa produsen mobil tersebut akan berhenti memesan suku cadang untuk bulan ini.
Baca juga: Imbas Skandal Tes Tabrak Dipalsukan, Daihatsu Hentikan Sementara Produksi Mobil di Jepang
Sekitar satu dekade yang lalu, perusahaan ini berhasil memulai bisnis dengan Daihatsu untuk meningkatkan pendapatan, hingga berkembang ke titik di mana penjualan ke Daihatsu saat ini mencapai sekitar 20 persen dari penjualan tahunannya sebesar 10 miliar Yen.
"Kami ingin meningkatkan pesanan dari produsen mobil lain untuk menutupi kekurangan tersebut. Tapi kami khawatir karena kami tidak tahu tentang pesanan mulai bulan depan," kata pejabat perusahaan tersebut, masih dilansir dari Yomiuri Shimbun, Senin (25/12/2023).
Daihatsu membeli suku cadang mobil langsung dari 423 pemasok lokal di Jepang.
Akan tetapi, jumlah perusahaan yang memiliki hubungan dengan Daihatsu akan semakin meningkat jika distribusi, perbaikan peralatan dan lainnya juga diikutsertakan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Teikoku Databank Ltd. terhadap perusahaan-perusahaan dengan penjualan terkait Daihatsu sebesar 1 persen atau lebih, diperkirakan terdapat 921 subkontraktor tingkat pertama yang berhubungan langsung dengan Daihatsu.
Jumlah tersebut meningkat menjadi 8.136 ketika subkontraktor tingkat kelima termasuk di dalamnya. Total penjualan keseluruhan mencapai 2,21 triliun Yen.
Berdasarkan lokasi, Prefektur Aichi memiliki jumlah subkontraktor terbesar dengan 2.084 perusahaan, diikuti oleh Prefektur Osaka dengan 1.043 perusahaan, Prefektur Hyogo dengan 334 perusahaan dan Prefektur Oita dengan 89 perusahaan.
"Jika penghentian produksi berkepanjangan, ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap perekonomian lokal, termasuk lapangan kerja," jelas seorang pejabat Bank Data Teikoku.
Saat ini Daihatsu tengah mempertimbangkan kompensasi akibat dari pemberhentian produksi sementara waktu ini.
"Dampaknya akan cukup besar. Kami akan berkonsultasi dengan masing-masing kontraktor langsung kami dan mempertimbangkan pemberian kompensasi kepada mereka," tutur Wakil Presiden Daihatsu Hiromasa Hoshika.
Selain supplier komponen, ada sebanyak 9.000 orang bekerja di lima pabrik Daihatsu di Jepang.
Perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk memberi mereka pekerjaan non-reguler, seperti membersihkan fasilitas pabrik, atau cuti panjang setelah membayar sejumlah gaji.