Pemerintah Didorong Hentikan Penjualan Kendaraan Hybrid Jika Ingin Mencapai Net Zero Emission 2060
ICCT mendorong pemerintah Indonesia menghentikan penjualan kendaraan hybrid jika ingin target Net Zero Emission 2060 tercapai.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - The International Council On Clean Transportation (ICCT) mendorong pemerintah Indonesia menghentikan penjualan kendaraan hybrid jika ingin target Net Zero Emission 2060 tercapai.
Kendaraan hybrid adalah kendaraan yang menggunakan dua atau banyak sumber tenaga untuk menggerakkannya.
Di antaranya, yakni internal combustion engine (ICE) hybrid dan plug-in hybrid.
Senior Researcher & Co-coordinator for Battery and EV Cost Parity Cluster ICCT, Aditya Mahalana mengatakan, berdasarkan riset pihaknya pada tahun 2023 kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) diperkirakan dapat digunakan selama 18-20 tahun lamanya.
"Kalau Indonesia mau mencapai target Net Zero di 2060, kita rekomendasikan facing out. Jadi enggak boleh lagi dijual ICE hybrid maupun plug-in hybrid," kata Aditya, dalam workshop Course to Zero (Emissions), di Eco-S Coworking & Office Space Sahid Sudirman Residence The Office, di Jakarta Pusat, pada Rabu (28/2/2024).
Baca juga: IIMS 2024 Tawarkan Mobil Elektrifikasi yang Lebih Beragam: Ada Full Listrik Hingga Hybrid
Ia menjelaskan, kendaraan hybrid memang menawarkan efisiensi energi, tapi di sisi lain kendaraan jenis ini tetap masih mengandalkan penggunaan fosil sebagai satu di antara beberapa sumber tenaga penggeraknya.
"Karena meskipun ICE hybrid dan plug-in hybrid menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap masih relying on use (mengandalkan penggunaan) fosil," ucapnya.
Tak hanya itu, Adit juga mendorong pemerintah agar Indonesia bisa memproduksi baterai secara domestik dan mendukung penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air.
"Supaya target produksi EV-nya itu bisa tercapai yang 2 juta kendaraan listrik dan 13 juta kendaraan sepeda motor listrik," tutur Aditya.
Ia mengaku, hal itu disampaikannya lantaran melihat perkembangan kebijakan pemerintah Indonesia yang cukup aktif dan ambisius dalam merealisasikan generalisasi penggunaaan EV di Indonesia.