Neta Diminta Tingkatkan Produksi dan Jadikan Indonesia sebagai Hub Ekspor Kendaraan Listrik
Pemerintah Indonesia mengapresiasi perusahaan-perusahaan otomotif yang telah berkomitmen dengan investasi di Indonesia.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Menperin menyampaikan, pihaknya tertarik untuk mendorong Neta bisa tumbuh bersama dengan baik dalam membangun industri otomotif yang berdaya saing global.
"Pemerintah memiliki berbagai macam
fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan Neta sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya untuk roda kendaraan setir kanan," ujar Agus.
Pemerintah Indonesia juga serius dalam melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik.
"Kami menargetkan pada tahun 2030 nanti, populasi EV di Indonesia dapat mencapai angka 600.000 unit. Jadi, kalau Neta merencanakan produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin penyerapan dari pasar domestik di Indonesia akan sangat baik," terang Agus.
Selain itu, terdapat peluang besar dalam mengembangkan industri otomotif di Indonesia, yaitu apabila melihat data rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 99 unit per 1.000 orang.
Sementara itu, di negara kompetitor lainnya seperti Malaysia, rasionya 490 unit per 1000 orang dan Thailand 275 unit per 1.000 orang.
"Angka yang rendah itu bisa menjadi peluang, karena artinya ada ruang untuk tumbuh itu benar benar ada. Apalagi kalau dibandingkan dengan total populasi negara, sehingga Neta bisa melihat Indonesia sebagai pusat untuk ekspor," terang Menperin.
Adapun pasar ekspor kendaraan listrik yang perlu dijajaki oleh Neta antara lain ke negara-negara wilayah ASEAN dan Oceania.
"Kami melihat adanya peluang untuk melakukan ekspor ke Australia, karena di sana adalah negara dengan setir kanan. Mungkin secara ekonomi bisa menguntungkan, dan diharapkan juga produksinya bisa di Indonesia," ungkap Agus.