Bukan Cuma Soal Produk, Dekarbonisasi Toyota Perhitungkan Unit yang Beroperasi di Jalanan
Toyota saat ini tengah mengkaji skema yang kiranya tepat untuk unit in operation ikut berkontribusi mengurangi emisi.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, LEGIAN - Toyota menerapkan strategi multi-pathway dengan produk kendaraan biofuel, hybrid, plugin hybrid, Battery Electric Vehicle (BEV) hingga hidrogen untuk ikut berperan menurunkan emisi.
Selain itu, guna mempercepat dekarbonisasi di Tanah Air, Toyota juga memandang unit in operation atau unit kendaraan yang beroperasi di jalanan saat ini juga harus ikut berkontribusi.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, mengatakan pihaknya tidak hanya memikirkan inovasi produk baru untuk berperan mewujudkan target netralitas karbon Indonesia di tahun 2060.
Baca juga: Toyota Indonesia Kaji Model Bisnis untuk Sediakan Transportasi Berkelanjutan di Ubud Bali
"Kita tidak mungkin memikirkan produk baru saja, tetapi unit in operation bagaimana. Kalau kita market yang satu juta per-tahun dan kita lihat 15 tahun ke belakang saja, itu sudah ada 15 juta mobil. Jadi 15 juta mobil ini mau dipikirin bagaimana untuk berkontribusi menurunkan emisi karbon. Penurunan emisi ini kan tidak hanya dari produk baru saja," tutur Nandi di Legian, Bali, Kamis (20/6/2024).
Toyota sendiri saat ini tengah mengkaji skema yang kiranya tepat untuk unit in operation ikut berkontribusi mengurangi emisi.
Bisa saja skema yang dilakukan ialah mengganti engine ke standar emisi Euro 4 atau konversi. Untuk konversi mobil sendiri, Toyota memandang hal ini memerlukan waktu studi lebih lama, sebab setiap model memiliki tingkat kesulitan tersebut.
Mengenai BEV, Nandi menilai, produk baru berbasis EV saat ini belum begitu terserap pasar dengan baik, terlebih dilihat dari segi harga.
"Kalau kita bicara EV sendiri, dari segi harganya masih tinggi dan resale value-nya masih menjadi pertanyaan, sehingga penggunanya masih limited," ucap Nandi Julyanto.