Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Produksi Baterai EV di Karawang untuk Kona Electric Bisa Mencapai 50.000 Unit Per Tahun

Indonesia memiliki target 600.000 produksi Battery Electric Vehicle pada 2030 dan produksi baterai untuk Kona Electric 50.000 unit per tahun.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Produksi Baterai EV di Karawang untuk Kona Electric Bisa Mencapai 50.000 Unit Per Tahun
Tangkap layar Youtube
Presiden Jokowi meninjau pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, yang resmi beroperasi Rabu 3 Juli 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, resmi mulai beroperasi hari ini Rabu (3/7/2024).

Ini menjadi pabrik baterai mobil listrik yang beroperasi di Indonesia dan selanjutnya akan memasok baterai untuk mobil SUV di B-Segment, Hyundai Kona Electric.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dengan target produksi mobil listrik 600.000 unit pada tahun 2030, Kona Electric bisa mengambil peran besar memenuhi target tersebut.

"Indonesia memiliki target 600.000 kapasitas produksi Battery Electric Vehicle (BEV) pada 2030, sehingga produksi Kona Electric (spesifikasi mobil Hyundai) akan 50.000 unit per-tahun, ini akan menambah kapasitas produksi Indonesia secara signifikan," tutur Luhut saat peresmian operasional HLI, Rabu (3/7/2024).

Luhut menyebut, produksi ini diperkirakan dapat mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per-tahun.

"Juga akan mengurangi import BBM 45 juta liter per-tahun, serta penghematan subsidi BBM yang mencapai Rp 131 miliar per-tahun dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan yang beredar," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

Mengko Marves juga menyoroti, dengan penggunaan baterai produksi dalam negeri dari LG pada Kona Electric, maka nilai TKDN Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang awalnya 40 persen naik jauh lebih tinggi menjadi 80 persen.

"Ini merupakan langkah awal untuk mendorong nilai tambah dari industri dalam negeri," ungkap Luhut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas