Sejumlah Penyebab di Balik Rendahnya Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia
Di tahun 2023, penetrasi sepeda motor listrik hanya sekitar 1 persen dari penjualan unit sepeda motor baru.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya dimana. Jadi hal-hal basic seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” ujar seorang petinggi dari sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia.
Data penjualan menunjukkan, perbandingan penjualan sepeda motor listrik dan mobil listrik selama Januari sampai Desember berdasarkan data Gaikindo dan AISI menunjukkan, selama tahun 2022 data penjualan motor ICE 5,221, 470 penjualan motor listrik 17,198 dengan market share 0.3 persen.
Kemudian di tahun 2023 penjualan motor ICE mencapai 6,236,992 unit dan penjualan sepeda motor listrik 54,737 unit dengan market share 0.9 persen.
Sebenarnya, peluang industri roda listrik nasional masih terbuka lebar. Hal ini mengacu pada data penjualan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) naik 21 persen dari April ke Mei 2024 saja, jadi 505.670 unit.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI mengatakan, tahun 2024 ini AISI memasang target penjualan 6,2 juta sampai 6,5 juta unit.
"Jadi harapannya masih bisa meningkat karena kami lihat dengan leasing, tingkat kemacetannya enggak terlalu tinggi,” kata Sigit Kumala beberapa waktu lalu.