Cerita Tri Buana Desy Owner Kraosan Tertantang Atasi Masalah Sosial di Indonesia
Kawan Puan, berikut ini cerita sosok inspiratif Tri Buana Desy Ariyanti yang merasa tertantang atasi masalah sosial di Indonesia.
Penulis: Arintha Widya
Editor: N Fatah
Bahkan, studinya kala itu mengusung tema "Overcoming The Barrier of Small Enterprises in Indonesia".
Dalam tema tersebut, ia belajar banyak mengenai bagaimana mengatasi tantangan usaha kecil di Indonesia, dalam hal ini UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
"Waktu itu saya ibaratkan melihat Indonesia seperti melihat akuarium. Ketika kita melihat sesuatu di dalam akuarium dari luar, itu lebih terlihat utuh dibandingkan ketika kita lihat dari dalam," tutur Desy.
"Di saat itu pula saya jadi punya banyak pertanyaan. Oh, pejabat-pejabat itu sebenarnya sudah pernah ke luar negeri dan melihat kemajuan, tapi kenapa susah diterapkan di Indonesia," imbuhnya.
"Padahal, itu tuh manfaatnya banyak untuk warganya," kata Desy lagi dalam sesi "Sharing Srikandi untuk Negeri: Bantu Sesama, Sukseskan Usaha" live di Instagram Cerita Parapuan.
Melihat Indonesia dari sudut pandang tadi, Desy merasa dirinya sebagai orang Indonesia bisa membawa perubahan walau sangat kecil.
Baca Juga: Perempuan, Ini Pentingnya Memperoleh Akses Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Srikandi untuk Negeri, Berdampak pada Negara
Tribuana Desy Ariyanti menilai bahwa permasalahan di Indonesia yang sangat kompleks ini memberikan peluang solusi yang bisa dilakukannya sebagai individu.
Ia berusaha menjadi jembatan antara permasalahan dengan solusinya, dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya di luar negeri.
"Secara individu saya tertantang. Saya bertanya ke diri sendiri, whats the point of all of this?" kenang Desy.
"Saya udah ke luar negeri, belajar tentang Indonesia, belajar culture berbagai daerah. Apa ya, yang bisa saya lakukan sebagai individu?" katanya.
Pertanyaan itulah yang kemudian membuatnya melakukan riset tentang masalah sosial di desa asalnya di Magelang.
Mendapati persoalan pernikahan dini yang disebabkan oleh kemiskinan, ia akhirnya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar memperoleh pendapatan dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.