Kepentingan Pragmatis Bisa Satukan Partai Islam
Direktur Eksekutif Lingkar Studi Nasional (LSN), Umar S Bakry, mengaku tidak mengetahui strategi jitu mempersatukan perbedaan partai-partai Islam
Penulis: Y Gustaman
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Studi Nasional (LSN), Umar S Bakry, mengaku tidak mengetahui strategi jitu mempersatukan perbedaan partai-partai Islam agar bisa bertarung dalam Pemilu 2014.
"Satu-satunya yang bisa menyatukan mereka adalah kepentingan. Misalnya kalau koalisi, kepentingan pragmatisnya itu nanti seperti apa," ujar Umar dalam acara rilis survei LSN di Hotel Atlit Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/11/2013).
Menurut Umar, memang partai Islam memiliki ideologi yang sama atas nama agama. Namun, hal tersebut terlalu ideal dan kerap kali di antara mereka cenderung menonjolkan ego sektoral. Sehingga faktor perekat harus dicari lewat kepentingan pragmatis.
Kendati elite partai Islam mengatakan perbedaan aliran sudah mencair, tapi di tingkat akar rumput masih terjadi di lapangan. Umar mencontohkan PKB berbasis NU, PAN basisnya Muhammadiyah, PBB kebanyakan orang-orang Persis. "Perbedaan aliran ini tidak mudah diselesaikan di tingkat lapangan," kata Umar.
Selain itu, kendati saat ini muncul wacana membentuk koalisi partai Islam, namun sandungannya sangat besar. Karena di antara partai Islam memiliki kepentingan berbeda, terutama yang bersifat pragmatis. "Pertimbangan utama banyak partai adalah kekuasaan bukan menyamakan visi dan platform," tambahnya.