Hajriyanto: Untuk Apa Tokoh Muda Kalau Faktanya Korupsi
Survei itu menyebutkan bahwa rakyat Indonesia menghendaki capres muda dalam Pilpres 2014.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengaku tidak yakin dengan hasil survei INSIS. Survei itu menyebutkan bahwa rakyat Indonesia menghendaki capres muda dalam Pilpres 2014.
Hajriyanto meyakini bagi rakyat tidak relevan dikotomi tokoh muda dan tua dalam Pemilihan Presiden 2014. "Yang jauh lebih penting dan urgen bagi rakyat adalah hadirnya tokoh yang otentik dan bersih," kata Hajriyanto melalui pesan singkat, Rabu (15/1/2014).
Hajriyanto mengungkapkan antara capres tua atau muda tidak berbeda bila keduanya tidak bersih dari korupsi. Pasalnya, kata pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR itu, presiden yang bersih saja belum tentu bisa membersihkan negara ini dari korupsi. "Apalagi Presiden yang tidak bersih," ungkapnya.
Menurut Hajriyanto, Indonesia membutuhkan tokoh yang bersih dan membersihkan untuk menjadi Presiden RI, tak peduli berusia tua atau muda.
"Untuk apa tokoh muda kalau faktanya belepotan dengan korupsi dan suap?" tanya Hajriyanto.
Ia mengatakan rakyat akan senang bila muncul tokoh muda dalam Pilpres 2014. Tetapi bukan faktor mudanya, melainkan perilaku bersih. "Kalau ada tokoh muda yang bersih dan membersihkan, ibarat air mutlak yaitu air suci yang menyucikan, tentu itu sangat ideal. Tetapi kalau dia tokoh muda tetapi indikasi koruptifnya begitu kuat, ya untuk apa kita punya presiden muda tetapi korup?" katanya.
Sebab, lanjutnya, korupsi yang menjadi tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Maka munculnya tokoh yang bersih dan membersihkan lah yang jauh diperlukan oleh bangsa ini.
"Presiden Tua atau Presiden muda itu sekunder atau kalau bukannya malah tersier saja! Yang primer adalah Presiden yang bersih dan membersihkan," ujarnya.
"Sekali lagi, rakyat tidak peduli capres tua atau capres muda. Bagi rakyat yang penting adalah capres mana yang secara otentik bersih dan mampu membersihkan Indonesia dari korupsi," tutur Hajriyanto.
Sebelumnya, Peneliti Institut Riset Indonesia (INSIS), Mochtar W Oetomo mengatakan, rakyat semakin membutuhkan alternatif tokoh muda untuk menjadi presiden pada pemilu 2014.
Dalam risetnya untuk presiden favorit di bawah usia 55 tahun, Mochtar, ungkapkan nama Priyo Budi Santoso, menjadi tokoh favorit di peringkat kedua setelah Jokowi.
"Joko Widodo (Jokowi) menjadi figur yang paling besar popularitasnya. Namun, Priyo Budi Santoso menjadi tokoh muda terpopuler di bawahnya. Popularitasnya sebesar 78,59 persen di 2013," katanya dalam keteranganya di Jakarta, Minggu (12/1/2014)
Sementara itu, Hary Tanoesoedibyo melonjak pesat berada di posisi ketiga tokoh muda di bawah 55 tahun dengan tingkat popularitas sebesar 75,79 persen.
Di bawahnya HT secara berturut-turut adalah Hidayat Nur Wahid (64,95 persen), Muhaimin Iskandar (62,89) Puan Maharani (58,69 persen), Zulkifli Hasan (48,69 persen), Ahmad Yani ((42,33 persen).
"Sisanya, diisi oleh Anies Baswedan (42,24 persen), Gita Wirjawan (31,86 persen), Fery Mursyidan (23,92 persen), Ahmad Muzani (21,77 persen), dan MS Kaban (10,46 persen)," jelasnya.
Survei tersebut dilakukan 4 Desember 2013 sampai 8 Januari 2014 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Menggunakan metodologi rambang berjenjang (multistage random sampling). Jumlah responden sebanyak 1.070 orang. Margin of error ±3 persen. Level of Confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.