Dianggap Lancang, Yuddy dan Kristiawanto Harus Diberhentikan dari Hanura
Keduanya dianggap frustasi dan putus asa atas ketidakberhasilan Hanura di Pileg
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fungsionaris partai Hanura Hendrik Kawilarang Luntungan meminta Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto diberhentikan sebagai pengurus partai menyusul sikapnya meminta Ketua Bapilu Hanura Hary Tanoesoedibjo keluar karena gagal di pemilihan legislatif 9 April 2014 lalu.
"Jika perlu harus diberi tindakan tegas dengan memberhentikannya sebagai pengurus partai, jika tidak akan dikhawatirkan memancing kemarahan lebih luas dari berbagai kader di Indonesia dan ini sangat merugikan partai," ujar Hendrik, Rabu(7/5/2014).
Menurut Hendrik kedua orang tersebut dianggap terlalu lancang dan bahkan melecehkan institusi partai atas pernyataan-pernyataannya. Reaksi publik melalui media sosial juga sangat kritis dalam merespon apa yang dilontarkan kedunya. Keduanya dianggap frustasi dan putus asa atas ketidakberhasilan mereka dalam memenangkan pertarungan pileg 9 April kemarin.
"Bukannya keduanya introspeksi dan meminta maaf kepada partai dan kader atas pernyataan-pernyataannya yang tidak etis, malah Yuddy melalui media twitter yang dimilikinya, mengancam akan menghabisi bahkan membawa-bawa nama institusi BIN dan Kepolisian dalam mengecam kritikan balik yang dilontarkan kepadanya," ujar Hendrik.
Sikap Yuddi Chrisnandi ini lanjut Hendrik sangat bertentangan dengan nilai-nilai partai yang harus dipegang teguh oleh setiap pimpinan dan kader, yaitu kesantunan dan keterbukaan dalam menerima kritik.
"Saya sebagai kader, menilai Yuddy Chrisnandi sudah sangat tidak layak menjadi pimpinan partai Hanura. Dan meminta kepada pimpinan partai untuk segera memanggil Yuddy Chrisnandi dan Kristiawanto mempertanggujawabkan pernyataan-pernyataannya," kata caleg Hanura dapil Sulut ini.